Vaksinasi: Kesempatan Atau Tantangan?

D-Journal-98-Vaksinasi_1-01.jpg

Sebulan belakangan topik vaksin tampaknya sedang merajai berbagai ruang diskusi. Mulai dari media sosial, televisi nasional, hingga berbagai aplikasi chat. Kehadiran vaksin yang telah diberikan kepada Presiden Jokowi pun menjadi harapan kita semua untuk menyelesaikan isu Covid-19. Namun perdebatan atas cocok-tidaknya vaksin yang telah diberikan massal di seluruh dunia ini masih terus bergulir. Faktanya, terdapat beberapa pilihan vaksin yang telah melewati uji klinis sehingga masyarakat harus cermat mana produk paling tepat untuknya. Lalu pertanyaannya sekarang apakah vaksin yang telah dibagikan massal benar menjadi kesempatan kita untuk mengembalikan kondisi normal? Atau sebaliknya menjadi ancaman untuk kesehatan masyarakat?

Mengapa vaksin bisa jadi kesempatan memperbaiki situasi pandemi?

Kehadiran vaksin yang dapat membuat tubuh kita kebal terhadap virus Covid-19 memang memberikan sebuah harapan baru. Jika tersebar secara merata dan menyeluruh, tidak hanya industri kesehatan saja yang terselamatkan tapi juga perekonomian negeri dan dunia. 

Seperti yang dilaporkan oleh Oxfam, organisasi sosial yang bermisi untuk mengentaskan kelaparan, bahwa selama tahun 2020 terjadi peningkatan jumlah masyarakat yang kelaparan dengan rata-rata 12.000 orang per hari. Jadi, keberadaan vaksin saat ini diperhitungkan sangat mendesak untuk menyelesaikan sederetan permasalahan yang ada di masyarakat kita.

Lalu, mengapa vaksin juga bisa jadi sebuah tantangan besar?

Meski sudah ada beberapa merek vaksin yang diperkirakan aman untuk digunakan seperti Pfizer/BioNTech dan Sinovac, akan tetapi akan ada tantangan besar yang harus dihadapi: perencanaan dan pelaksanaan penyaluran vaksin. Vaksin yang diberikan kepada masyarakat sifatnya harus inklusif (tidak ada unsur komersil), aman, dan sustainable

Saat ini baru saja memasuki gelombang pertama penyaluran vaksin di mana hanya didapatkan oleh kelompok yang berisiko tinggi terdampak saja seperti praktisi kesehatan, petugas pemerintahan, dan sekelompok kecil masyarakat. Sepanjang tahun ini hanya akan ada 12 milyar botol vaksin yang akan dirilis. Tentunya dengan catatan percobaan vaksin di gelombang pertama menunjukkan kesempurnaan. Artinya tidak ada komplikasi yang muncul setelah mendapatkan vaksin. Sayangnya, masih banyak kelompok masyarakat dengan bawaan penyakit tertentu yang dipertimbangan tidak bisa mendapatkan vaksin. Alasannya karena belum ada penelitian yang menyeluruh apakah vaksin akan aman untuk mereka yang memiliki sakit tertentu. 

Belum lagi kendala geografis yang pastinya akan mempersulit logistik. Apalagi Indonesia memiliki begitu banyak daerah yang sulit terjangkau. Oleh sebab itu, membuat sistem yang kolaboratif dapat menjadi solusi penyaluran ini. Dalam hal ini, diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah pusat, daerah, hingga organisasi masyarakat agar penyaluran lebih efektif dan efisien.

Previous
Previous

WhatsApp Tunda Aktivasi Privacy Policy

Next
Next

Siap Gunakan Organ Tubuh Buatan?