Siap Gunakan Organ Tubuh Buatan?

D-Journal-96-LabGrown Organs-01.jpg

Kini dunia modern tidak lagi hanya punya perasa atau pewarna buatan tapi juga organ buatan! Dari zaman ke zaman, dunia kesehatan memang terus berinovasi untuk menciptakan berbagai perangkat dan peralatan yang dapat menyelamatkan jiwa manusia. Dulu berbagai penyakit vital yang membutuhkan donor organ sulit disembuhkan karena kurangnya pendonor. Namun sekarang solusinya telah ditemukan oleh para ilmuwan. Paola Bonfanti dari Francis Crick Institute telah mengembangkan sel-sel manusia yang membentuk sebuah organ buatan yaitu kelenjar timus.

Kelenjar timus diketahui sebagai sebuah kelenjar yang berada di tengah rongga dada dan berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Diketahui jika fungsi kelenjar timus ditingkatkan maka dapat mengurangi risiko terserang penyakit kanker dan berbagai virus berbahaya. Inovasi ini muncul sejalan dengan adanya penemuan bahwa tidak semua bayi terlahir dengan kelenjar timus. Karenanya, kelenjar timus buatan ini tak hanya untuk mereka yang mengalami kerusakan organ tersebut, tapi juga untuk memberikan pada yang tidak memilikinya. Dengan transplantasi kelenjar timus, manusia juga dapat mengurangi konsumsi obat untuk menjaga kekebalan tubuh. Jadi manusia tidak lagi perlu ketergantungan dengan  berbagai produk kesehatan.

Tidak terhenti di kelenjar timus, ke depannya para ilmuwan juga telah merencanakan pengembangan organ-organ buatan lain dengan fungsi yang lebih signifikan dengan teknologi. Banyak ilmuwan diyakini sedang mengembangkan bioreaktor  – mesin yang dapat mendeteksi secara detail kadar oksigen hingga nutrisi dalam tubuh, untuk membuat duplikasi organ dalam tubuh. Namun penemuan yang lebih fantastis di masa depan adalah pengembangan metode Next-generation DNA Sequencing (NDS). Metode NDS merupakan metode pemetaan DNA sebuah organisme. Jika metode NDS ini dapat segera disempurnakan, para ilmuwan dapat lebih mudah memastikan  fungsi organ buatan benar menyerupai organ asli manusia. Nantinya, pengembangan metode tersebut juga dapat jadi basis analisa kekurangan dan kelebihan sel-sel tubuh manusia. Akhirnya, berbagai penyakit yang mungkin menghinggapi tubuh manusia dapat lebih mudah diketahui dan dicegah.

Previous
Previous

Vaksinasi: Kesempatan Atau Tantangan?

Next
Next

Produk Pintar Dari CES 2021