Wow, Perilaku Masyarakat Bisa Diubah Dengan Program Pelatihan Otak

Disrupto-2021-June-Neuroscience-Training.jpg

Peperangan atau kericuhan yang terjadi di sebuah negara, bisa disebabkan oleh perilaku sejumlah kelompok yang memiliki pola pikir berbasis kekerasan. Keputusan mereka untuk menyelesaikan masalah dengan kekerasan berasal berasal dari bagaimana sistem otak mereka bekerja. Tentunya sistem otak tersebut berdasarkan dari pengalaman dan kebiasaan setiap individu hingga memiliki kecenderungan tertentu. Jadi, bukankah mungkin untuk bisa mengubah pola pikir tersebut jika sistem otak mereka diprogram dengan kebiasaan baru yang lebih baik?

Program Pelatihan Otak Pemain Basket

Sebuah perusahaan yang disebut deCervo garapan Jason Sherwin dan Jordan Muraskin, memiliki inovasi teknologi yang dapat melatih otak para pemain basket agar dapat membuat keputusan yang baik saat berkompetisi. Pelatihan tersebut berbasis ilmu neuroscience yang dilakukan dengan cara menyuguhkan tayangan visual dengan frekuensi dan alunan suara yang berbeda-beda. Para pemain basket akan seolah berada di lapangan dan di kompetisi yang nyata dengan penerapan masalah yang berbeda-beda. Pemograman ini dipercaya dapat membantu mereka untuk meningkatkan kemampuan otak saat berada di lapangan dan hendak membuat keputusan dalam waktu super cepat. 

Kedua inovator tersebut kemudian berpikir bahwa orang-orang yang harus membuat keputusan cepat dalam waktu singkat, tidak hanya para pemain basket atau atlet olahraga lainnya. Pemikiran tersebut pun berasal dari fenomena yang terjadi di Amerika Serikat di mana banyak polisi yang membuat keputusan keliru saat menentukan apakah seseorang bersalah atau tidak. Kasus kekerasan yang tidak sepantasnya pun sering dilayangkan pada masyarakat.

Program Pelatihan Otak Untuk Polisi

Dalam rangka merespon fenomena terkini, kedua founder menciptakan e-Train, sebuah produk dengan program pelatihan otak serupa dengan sebelumnya, yang khusus ditujukan kepada para satuan kepolisian. Keberadaan program pelatihan otak ini dapat melengkapi pelatihan fisik para polisi saat dipertemukan dalam situasi di mana mereka harus cepat memutuskan. Maka, mereka tidak akan asal tembak atau menggunakan kejut listrik pada masyarakat yang dicurigai melakukan kriminal. Mike Malpass, seorang polisi asal AS, menulis sebuah buku yang secara tidak langsung meneguhkan manfaat ilmu neuroscience untuk melatih para polisi. Utamanya, untuk membuat keputusan yang lebih baik saat berada dalam tekanan atau situasi yang dilematis.

Program e-Train merupakan perangkat lunak yang menampilkan visual dari insiden yang selayaknya terjadi di dunia nyata sehingga para polisi seakan merasa berada di situasi tersebut. Bedanya, tayangan tersebut bisa diperlambat dan diulang. Jadi, para polisi bisa menganalisis dengan seksama apa yang harus dilakukan ketika ada di situasi tersebut. 

Tujuan Program Pelatihan Otak

Photo by Anna Shvets from Pexels

Photo by Anna Shvets from Pexels

Dalam situasi yang memunculkan kepanikan, bagian amygdala di dalam otak berperan untuk memberikan sinyal tertentu pada seluruh sistem otak hingga dapat menyabotase pikiran rasional manusia. Oleh sebab itu, tujuan e-Train adalah untuk menstimulasi bagian otak para polisi yang sudah terpolusi dengan informasi yang keliru hingga akhirnya mereka dapat lebih dulu mengamati dan meregulasi emosi saat berada dalam situasi dilematis. Harapannya agar mereka dapat membuat keputusan dengan pikiran yang rasional tanpa memiliki bias tertentu.

Previous
Previous

Siaran TV Analog Segera Hilang, Bersiap Ganti Digital

Next
Next

Begini Cara Hindari AI Deteksi Foto Selfie!