Teleskop Raksasa Di Bulan
The NASA Innovative Advanced Concepts (NIAC) Program, agensi inkubator dari NASA telah memberikan pendanaan tahap awal pada sebuah penelitian untuk menjadikan kawah bulan sebagai teleskop raksasa yang dinamakan Lunar Crater Radio Telescope (LCRT) — Daniel Oberhaus, wartawan WIRED di bidang antariksa dan energi menulis di Twitter-nya bahwa ini merupakan ide yang menarik dan bisa menjadi titik balik pencarian makhluk luar angkasa.
Dalam situs NASA, pimpinan penelitian LCRT, Saptarshi Bandyopadhyay — seorang teknologis robotik yang juga bekerja di NASA Propulsion Laboratory di California — mengatakan, “Ide (dari proyek ini) adalah untuk memberikan manfaat yang besar dibandingkan teleskop yang berada di bumi atau yang diorbitkan. Para peneliti dapat mengamati alam semesta dengan jangkauan gelombang yang lebih luas dari biasanya.”
Menurut Bandyopadhyay, jangkauan gelombang yang melebihi 10 meter ini belum diselidiki dan memungkinkan terjadinya penemuan ilmiah yang luar biasa di bidang kosmologi.
Saat terjadi purnama, bulan bertindak sebagai perisai fisik yang mengisolasi teleskop permukaan-bulan dari gangguan radio atau sinyal yang bersumber dari bumi. Dan ketika bumi berdiri di antara matahari dan bulan, area yang menghadap ke sisi gelap bulan bertindak sebagai pancaran radio dengan sinyal berdaya rendah.
Teleskop raksasa layaknya Apollo 11 ini merupakan moonshot proposal – rancangan yang berisi ide-ide radikal untuk memecahkan masalah utama menggunakan teknologi futuristik – idenya adalah menggunakan robot wall-climbing untuk melempar jaring kawat besi berdiameter 1 kilometer yang berbentuk seperti jaring laba-laba ke kawah yang berada di sisi gelap bulan untuk dijadikan teleskop raksasa.
“Kawat besi teleskop raksasa yang berdiameter 1 km ini akan menjadi penampang radio terbesar di tata surya!” Ungkap Bandyopadhyay.
Para peneliti sudah membicarakan ide ini sejak beberapa tahun belakangan, mereka berpendapat bahwa teleskop raksasa dapat menjadi upaya ilmiah yang sangat penting bagi manusia.
Sebagai tambahan, pada awal 2019, China berhasil mendaratkan teleskop radio bernama The Milky Way Base di kawah Von Karman yang terletak pada sisi gelap bulan. Namun gelombang frekuensi yang dipancarkan masih terbilang pendek.