Startup Edutech dan Healthtech Berpotensi Jadi Unikorn! Kenapa?
Jika belakangan perusahaan rintisan yang dikenal sebagai startup unikorn berasal dari bidang transportasi dan e-commerce, di masa depan ternyata bidang edukasi dan kesehatan akan jadi juaranya. Kita tahu belakangan banyak startup edutech dan healthtech bermunculan untuk menjawab tantangan yang dihadapi di masyarakat. Inilah pula yang jadi alasan tidak lama lagi kedua bidang tersebut akan merajai posisi unikorn.
Arti Perusahaan Rintisan Unikorn
Perusahaan rintisan yang dapat disebut unikorn adalah perusahaan yang memiliki valuasi mencapai USD 1 miliar. Jika terus berproses, perusahaan rintisan dapat menjadi dekakorn jika mencapai valuasi sebesar USD 10 miliar dan hektakorn jika mencapai USD 100 miliar. Di Indonesia, baru terdapat 6 perusahaan rintisan berlabel unikorn yaitu Gojek, Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, OVO, dan JD.ID.
Rencana Target Pemerintah Menambah Perusahaan Unikorn
Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, Kemenkominfo menargetkan untuk mendorong kehadiran perusahaan rintisan unikorn baru pada tahun 2024. Oleh sebab itu, jumlah perusahaan rintisan digital yang aktif terbentuk tahun ini ditargetkan bertambah hingga 35 perusahaan. Jadi, di tahun 2024 jumlah perusahaan startup di Indonesia bisa mencapai 150 perusahaan.
Potensi pertumbuhan perusahaan rintisan tersebut dilihat dari tingginya ekonomi digital Indonesia yang mana diprediksi akan meningkat sebesar USD 200 miliar pada tahun 2025. Meskipun begitu, pertumbuhan jumlah perusahaan rintisan masih mengalami beberapa tantangan. Utamanya di infrastruktur internet, keamanan data, kelengkapan ekosistem dan produk nasional.
Potensi Startup Edukasi dan Kesehatan
Pesatnya perkembangan ekosistem perusahaan rintisan di Indonesia menjadi tanda tingginya potensi munculnya perusahaan rintisan unikorn baru. Dari segala bidang startup, edukasi dan kesehatan dipertimbangkan menjadi bidang yang akan naik daun ke depannya. Peluang tersebut juga didukung oleh data yang didapatkan dari World Economic Forum (WEF) yang menyatakan aplikasi belajar daring serta kesehatan meningkat di ASEAN akibat pandemi. Kesempatan perusahaan rintisan edutech dan healthtech untuk sampai menjadi unikorn juga berasal dari adanya dukungan pemerintah di mana 20% APBN pemerintah digunakan untuk belanja pendidikan. Sementara healthtech mencapai 5% dari APBN.