Potensi Teknologi Animasi di Indonesia
Perkembangan animasi di Indonesia awalnya terbilang cukup lambat akibat ruang lingkup animator Indonesia yang sempit. Modal yang sangat besar juga jadi hambatan industri tersebut. Namun dari tahun ke tahun, Indonesia berusaha mengembangkan teknologi animasi agar dapat membawa perubahan. Pada perkembangannya sekarang ini, Indonesia berkembang lebih baik lagi yang ditandai dengan munculnya film-film animasi asal Indonesia yang bahkan beberapa tahun belakangan memiliki sejumlah catatan bagus. Catatan tersebut didukung oleh sinergi seluruh pelaku dalam ekosistem animasi Indonesia.
Sudah Masuk Era 90an
Industri animasi Indonesia sudah mulai masuk dan diproduksi pada tahun 90an. Pada saat itu, stasiun TVRI menayangkan animasi ‘Si Huma’ yang diproduksi oleh Perum Produksi Film Negara dibantu oleh UNICEF. ‘Si Huma’ jadi siaran animasi pertama di Indonesia yang tayang di televisi. Seiring berjalannya waktu, Indonesia berlanjut memproduksi animasi 3D di tahun 90an juga. Film berjudul ‘Hela Heli Helo’ jadi animasi 3D anak-anak pertama yang dibuat di Surabaya. Setelah itu, di tahun 2000an para seniman Indonesia semakin banyak membuat karya-karya film animasi yang berkualitas. Salah satu film animasi Indonesia yang meraih penghargaan di kancah internasional adalah ‘Battle of Surabaya’. Film ini sukses meraih 3 penghargaan internasional yaitu International Movie Trailer Festival 2013, Seoul International Cartoon & Animation Festival 2016, dan Filmmaker Festival of World Cinema 2018.
Punya Potensi Besar
Di tahun 2021, beberapa industri animasi Indonesia kembali menciptakan karya-karya animasi yang baru dengan kualitas semakin bagus. Film ‘Nussa’ jadi salah satu film animasi karya lokal yang kualitasnya menandingi kualitas disney. Hal-hal detail dan penting seperti sinematografi dan warna tone dalam animasi dikemas dengan baik. Film ini justru tayang lebih dulu di luar negeri dibanding di Indonesia. Ada juga film “Adit Sopo Jarwo The Movie” dan “Si Juki Anak Kosan” yang tayang secara global di aplikasi streaming Disney+ Hotstar. Dengan tayangnya animasi-animasi lokal tersebut pada platform internasional, maka karya-karya Indonesia semakin dikenal oleh dunia.
Tantangan Dalam Negeri
Setelah berhasil membuat film animasi ‘Nussa’, Visinema kembali membuat film animasi baru yang mengangkat genre science fiction dan adventure. “Jumbo” dan “Kancil’” adalah dua film animasi yang dibuat menggunakan teknologi animasi karya anak bangsa.Visinema membentuk lini khusus untuk mewujudkan film-film animasi berkualitas, yaitu Visinema Animation dan studio Afterlab. Meskipun industri animasi Indonesia berkembang baik, tapi Indonesia masih dihadapkan oleh tantangan-tantangan baru ke depannya. Kurangnya dukungan dari TV konvensional yang membuat tidak banyak animasi lokal yang bisa diciptakan, mengakibatkan pasar lokal dibanjiri oleh animasi asing. Melalui film “Kancil” dan “Jumbo” ini, dipercaya dapat memberikan nuansa baru di industri animasi Indonesia.