Penemuan Air di Bulan, Tanda Kehidupan?
Ide untuk tinggal dan hidup di bulan sempat menjadi pembicaraan banyak orang. Adanya keberadaan air di bulan yang sudah terdeteksi lebih dari satu dekade baru pun menciptakan prediksi baru bahwa manusia bisa hidup di bulan pada tahun 2040. Walaupun untuk membuat sebuah pemukiman di bulan setidaknya butuh kurang lebih 30 tahun.
Penemuan Pesawat Cina
Adalah pesawat robotik asal Cina bernama Chang’E 5 yang sukses membuktikan keberadaan air di bulan ada. Chang’E 5 merupakan misi tanpa awak yang mendarat di Bulan. Chang’E 5 sudah mengidentifikasi adanya air di bulan sejak pertama kali mendarat pada Desember 2020 lalu. Pesawat tersebut berhasil mendarat pada bagian bulan berlapis batu basalt muda. Bebatuan yang ada di sana kemudian diuji menggunakan Lunar Mineralogical Spectrometer (LMS) yang ada pada pesawat robotik Chang’E 5. Berdasarkan pengamatan orbital studi terbaru, Chang’E 5 berhasil mendeteksi adanya molekul air (H20) atau hidroksil (OH) kimia relatif dekat yang terdapat pada 1.731 gram batu yang dikirim ke bumi.
Sumber Air
Sejak itu, Chang’E 5 melakukan pengamatan lebih lanjut termasuk menganalisis karakteristik air bulan. Air di daratan bulan dianggap sebagai hasil dari ‘angin matahari’ yang mendesak atom hidrogen ke permukaan bulan. Atom tersebut bereaksi dengan oksigen membentuk air dan gugus hidroksil. Pesawat Chang’E 5 sebelumnya berhasil menganalisis komposisi kimia batuan dan tanah di bulan dan menemukan data berupa konsentrasi air kurang dari 120 ppm, yang setara dengan 120 g air dalam satu ton. Sebagai perbandingan, konsentrasi air di batu tersebut sekitar 180 ppm. Perbedaan konsentrasi tersebut menimbulkan spekulasi adanya sumber air tambahan yang berasal dari bawah permukaan bulan.
Bagian Penting Misi Luar Angkasa
Keberadaan air di bulan menjadi bagian penting untuk misi luar angkasa di masa mendatang. Keberadaan air tersebut membantu astronot dalam persediaan barang bawaan ke luar angkasa. Mereka berkesempatan untuk membawa persediaan barang berguna lainnya. Satelit bumi akan sangat mungkin menjadi pos untuk misi jarak jauh ke tata surya lainnya.