Mata Buatan Yang Luar Biasa

D-Journal-27-Mata Bionik-01.jpg

Mata manusia memiliki karakteristik pengindraan gambar yang luar biasa seperti bidang pandang yang sangat luas, resolusi tinggi dan sensitivitas.

Para peneliti mengatakan bahwa mereka telah menciptakan mata bionik yang dapat melampaui sensitivitas mata manusia. "Di masa depan, kita dapat menggunakan mata bionik untuk penglihatan prostetik yang lebih baik dan robot humanoid," kata peneliti Zhiyong Fan, di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong, kepada Science News.

Mata bionik ini, sebagaimana dirinci dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Nature, pada dasarnya adalah retina buatan tiga dimensi yang menampilkan rangkaian kawat nano yang sangat peka pada cahaya.

Tim penelitian yang dipimpin oleh Fan, melapisi lengkungan membran aluminium oksida dengan sensor kecil yang terbuat dari perovskite - mineral kalsium titanium oksida yang terdiri atas kalsium tinanat, bahan peka cahaya yang telah digunakan dalam sel surya.

Rangkaian kawat yang meniru korteks visual otak menyampaikan informasi visual yang dikumpulkan oleh sensor ini ke komputer untuk diproses.

Kawat nano sangat sensitif sehingga bisa melampaui rentang panjang gelombang optik mata manusia, memungkinkannya merespon panjang gelombang 800 nanometer - ambang batas antara cahaya visual dan radiasi inframerah. Yang berarti memungkinkan untuk melihat dalam gelap.

"Seorang pengguna mata buatan akan mendapatkan kemampuan penglihatan malam," kata Fan kepada Inverse. Para peneliti juga mengatakan bahwa mata buatan ini dapat bereaksi terhadap perubahan cahaya lebih cepat daripada mata manusia, memungkinkannya menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi dalam waktu singkat.

Setiap sentimeter persegi retina buatan dapat menampung sekitar 460 juta sensor berukuran nano, memperkecil sekitar 10 juta sel di dalam retina manusia. Hal ini melampaui ketepatan visual mata manusia. Fan mengatakan pula bahwa pengguna mata buatan akan dapat melihat objek yang lebih kecil dan jarak yang lebih jauh, namun tim peneliti belum memperlihatkan potensi penuh dalam hal resolusi.

Majalah Scientific American menuliskan pendapat para peneliti lain yang tidak terlibat dalam proyek mata bionik. Mereka mengatakan bahwa banyak pekerjaan yang masih harus dilakukan agar mata buatan ini dapat dihubungkan dengan sistem visual manusia, seperti yang dilaporkan Scientific American. Namun ada juga yang berharap hal ini segera dapat dilakukan.

“Saya kira dalam 10 tahun ke depan, kita dapat melihat beberapa aplikasi yang nyata dari pemakaian mata bionik,” kata Hongrui Jiang, seorang insinyur listrik di University of Wisconsin-Madison yang merupakan salah satu dari peneliti yang tidak terlibat dalam penelitian kepada Scientific American.

Previous
Previous

Terbang Di Atas Sayap Raksasa

Next
Next

Olafur Eliasson Hadirkan Matahari di Dalam Rumah