Bayam Kini Bisa Berbicara Dengan Manusia!
Insinyur dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menciptakan tanaman bayam dengan sensor yang dapat mendeteksi kondisi lingkungan di sekitarnya. Misalnya jika ada kandungan air yang memiliki polutan berbahaya di sekitar bayam yang ditanam. Setelah berhasil mendeteksi, bayam tersebut akan mengirim email untuk memberikan peringatan kepada manusia.
Pendeteksi bahan peledak
Tanaman bayam secara alami memiliki kemampuan analisa senyawa yang sangat baik, tanaman tersebut memiliki jaringan akar yang luas hingga bisa menyerap air di dalam tanah. Sampel air di dalam tanah tersebut akan dengan sendirinya mengalir ke daun untuk melakukan proses yang kita kenal dengan fotosintesis. Bayam yang digunakan untuk mendeteksi akan ditanami karbon nanotube pada daunnya sehingga senyawa dari sampel air akan bertemu dengan sensor. Itulah yang nantinya dapat mendeteksi keberadaan senyawa nitro yang ada pada ranjau darat dan bahan peledak lainnya. Apabila ada bahan peledak yang terdeteksi, maka bayam akan mengirim sinyal ke kamera inframerah terdekat untuk memberikan email peringatan.
Bagaimana ke depannya?
Selain mendeteksi bahan peledak, teknologi ini juga dapat mendeteksi polutan, sifat tanah, potensi air dalam tanah, hidrogen peroksida, gas sarin, dan bahkan dopamin. Ilmuwan masih menggunakan bayam biasa karena tanaman tersebut praktis untuk didemonstrasikan menjadi bahan pengujian laboratorium. Nantinya, teknologi tersebut akan diaplikasikan ke lebih banyak lagi jenis tanaman. Harapan para ilmuwan adalah agar teknologi ini dapat lebih banyak memberikan manfaat untuk berbagai tujuan. Contohnya seperti mendeteksi unsur dalam tanaman yang bisa digunakan sebagai obat. Di masa yang akan datang, para petani atau masyarakat yang hobi berkebun bisa mengaktifkan teknologi tersebut pada tiap tanaman agar mendapatkan email peringatan dari tanaman soal potensi masalah yang terjadi di sekitarnya.