Irzan Raditya: Tingkatkan Produktivitas Manusia Dengan AI

Ilustrasi oleh Disrupto

Ilustrasi oleh Disrupto

Sudah akrab dengan teknologi dari kecil, Irzan Raditya telah bercita-cita menjadi seorang programmer jauh sebelum menapaki karier di dunia teknologi. Ia percaya bahwa dampak teknologi sangatlah luas. Apalagi sekarang dengan kemajuan zaman dan kecanggihan smartphone, akselerasi fungsi teknologi semakin dirasakan. 

Setelah mengenyam pendidikan di Jerman dan menjajaki pengalaman di berbagai perusahaan, Irzan menemukan sebuah permasalahan di ranah customer service atau layanan pelanggan. Seseorang dengan pekerjaan tersebut harus menghadapi pertanyaan yang sama berulang kali, setiap hari layaknya robot. Ia pun mempertanyakan mengapa tidak robot saja yang mengerjakan pekerjaan tersebut. Hingga akhirnya ia kembali ke Indonesia dan membangun startup bernama Yes Boss yang kini menjadi Kata.ai dengan visi bahwa masa depan adalah masa manusia dan mesin bisa hidup berdampingan. 

Kata.ai yang terinspirasi dari pengalamannya di bidang layanan pelanggan tersebut merupakan conversational artificial intelligence platform yang dapat menghubungkan sebuah bisnis dengan pelanggan mereka lewat aplikasi chatting seperti Telegram, Whatsapp, Instagram. Tujuannya adalah untuk meningkatkan customer engagement di mana Kata.ai memiliki teknologi yang disebut Natural Language Understanding atau Natural Language Processing. Teknologi ini memiliki kemampuan untuk memahami bahasa manusia secara natural, termasuk untuk memahami Bahasa Indonesia. 

Image courtesy of Kata.ai

Image courtesy of Kata.ai

Inovasi Kata.ai ini pun didukung oleh berbagai data yang ditemukan di bidang layanan pelanggan. Khususnya layanan tanpa tatap muka seperti lewat chatting atau telepon. Pergantian karyawan di call center cukup tinggi, mencapai 30%. Hal ini disebabkan oleh pekerjaannya yang membuat karyawan merasa stres dan burnout. Dengan bantuan Artificial Intelligence (AI), khususnya teknologi NLP, pelanggan bisa memahami apa yang disampaikan mesin selayaknya berkomunikasi dengan manusia. 

“Teknologi AI dapat meningkatkan produktivitas manusia dalam bekerja dan mengambil keputusan lebih baik lagi dengan pengelolaan data yang sangat optimal. Biarkan pekerjaan yang repetitif dikerjakan oleh mesin dan pekerjaan yang membutuhkan penanganan khusus bisa dilakukan oleh manusia. Kami percaya AI adalah teknologi yang bisa membantu pekerjaan manusia lebih humanis lagi”, jelas Irzan.

Saat ini, kita masih di fase yang sangat awal sekali untuk sampai pada masa depan yang digambarkan oleh film-film sci-fi Hollywood. Namun, membantu mesin mengerti bahasa manusia bisa membuka kesempatan yang sangat luas. AI bisa membuat teknologi menjadi inklusif tanpa perlu membuat para pengguna menghabiskan banyak waktu mengoperasikan sebuah produk teknologi. Untuk sampai pada titik mesin memahami bahasa manusia pun masih panjang. Irzan mengakui bahwa Bahasa Indonesia sangatlah beragam. Selain ada bahasa daerah yang bercampur dengan Bahasa Indonesia, ada penggunaan kata-kata dalam teks yang memiliki arti sama tapi tulisannya berbeda-beda. Contohnya kata ganti orang pertama “saya” yang memiliki 13 model lainnya yaitu: aku, gue, sy, aq, dan lain-lain. Ini hanyalah contoh sederhana dari variasi lainnya. Saat ini, Kata.ai sedang berupaya secara maksimal membantu mesin memahami bahasa manusia dari mulai bahasa tulisan hingga lisan. 

Pada dasarnya, teknologi dibuat sebagai alat untuk memudahkan pekerjaan manusia. Bahaya atas penciptaannya yang sering ditampilkan dalam film sebenarnya bisa dicegah jika manusia tetap memegang kendali. Menurut Irzan, manusialah yang harus menentukan ingin membuat teknologi sejauh apa. Jangan sampai kita menciptakan teknologi yang bisa mengancam kehidupan sehari-hari. Atas kekhawatiran banyak orang mengenai pekerjaan manusia yang diambil alih oleh mesin, sebenarnya tidaklah demikian. Yang hilang bukanlah pekerjaannya tapi tugasnya. Sekarang ini kita masih tetap membutuhkan manusia di bagian customer service. Mesin tidak bisa menyelesaikan masalah kompleks seperti mengatasi pelanggan yang marah-marah. 

Selain itu, sebenarnya sekarang ini kita masih dalam tahap pengembangan Artificial Narrow Intelligence. Artinya AI hanya bisa berfungsi memproses data dalam lingkup kecil di mana masih butuh banyak sekali bantuan manusia untuk melatih mereka dalam proses data. Akhirnya, peran manusia yang tadinya bekerja menjadi customer service berubah menjadi pelatih mesin untuk memberikan dan merevisi data agar pelayanan pelanggan tetap bisa berlanjut secara otomatis. 

Image courtesy of Kata.ai

Image courtesy of Kata.ai

Dalam berbisnis, Irzan juga meyakini bahwa ada yang lebih penting dari sekadar menciptakan inovasi yaitu menciptakan inovasi yang memperlihatkan hasil dan memberikan dampak. “Inovasi harus membuahkan hasil. Entah menurunkan biaya operasional atau menaikan keuntungan. Semua ini hanya bisa terjadi jika satu perusahaan memiliki culture of innovation. Memberikan kebebasan bagi para karyawan untuk berinovasi. It’s not about who has the loudest voice. Budaya yang kami punya adalah tentang memajukan ide terbaik. Siapapun yang menyatakannya, selama ada data yang mendukung dan untuk kepentingan pelanggan, ide itulah yang akan diterima. Innovation will only start when you have the right culture and the right culture could only be there if you have the right people on board”, tambah Irzan lagi.

Previous
Previous

Mengikuti Jejak NASA, Cina Sudah Sampai Di Mars

Next
Next

Apple Jadi Perusahaan Bebas Jejak Karbon Di 2030, Memang Bisa?