Dari Botol Plastik Bisa Jadi Kacamata

Ilustrasi oleh Disrupto

Ilustrasi oleh Disrupto

Salah satu solusi yang dipercaya dapat melestarikan lingkungan adalah dengan mewujudkan terciptanya ekonomi sirkular. Dengan begitu, produk-produk yang kita daur ulang bisa dialihfungsikan menjadi produk lain dan memiliki nilai tambah. Inilah pula yang dilakukan oleh Coca-Cola Indonesia sebagai langkah untuk menyelamatkan lingkungan sekaligus mewujudkan terjadinya ekonomi sirkular.

Botol Baru SPRITE Beralih ke Kemasan Botol Plastik Jernih

Bukan sekadar marketing gimmick, botol baru SPRITE yang tadinya berwarna hijau kini diganti dengan botol bening sebagai langkah untuk mempermudah proses daur ulang. Ternyata, kemasan botol jernih dipercaya dapat mempermudah proses daur ulang sekaligus memiliki nilai lebih besar ketimbang botol berwarna. Hal ini khususnya menguntungkan para pemulung yang mengumpulkan botol-botol plastik untuk dijual kembali ke pengepul. Perubahan kemasan SPRITE juga bersamaan dengan adanya kampanye #LihatDenganJernih yang sengaja digagas oleh Coca Cola Indonesia untuk sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat mendaur ulang botol plastik. 

Image courtesy of Coca Cola Indonesia

Image courtesy of Coca Cola Indonesia

Bahan dasar botol plastik SPRITE, PET, dipercaya menjadi bahan yang mudah untuk didaur ulang. Bahan ini memiliki sifat yang ringan dan mudah dibentuk. Selama ini, botol PET jernih yang digunakan merek-merek lain Coca Cola Indonesia dapat dikonversi berulang kali menjadi botol rPET (recycled PET) berkualitas tinggi. Selain itu, daur ulang botol plastik PET juga telah menjadi produk bermanfaat lainnya. Akan tetapi, botol PET jernih diakui dapat meningkatkan nilai plastik secara signifikan di pasar. Jadi, botol sekali pakai ini tidak menjadi sampah begitu saja, tapi masih bisa terus dimanfaatkan.

Mengutip dari siaran pers yang dirilis oleh Coca Cola Indonesia, M. Bijaksana Junerosano selaku Managing Director Waste4Change, juga mengakui bahwa botol PET jernih merupakan bahan yang dibutuhkan oleh industri daur ulang. Berdasarkan riset di lapangan, tim Waste4Change meyakini bahwa botol tersebut lebih mudah untuk diubah menjadi benda lain yang berguna. Oleh sebab itu, jika agenda pengelolaan sampah, daur ulang serta konversi botol plastik PET diaplikasikan dengan baik, ekonomi sirkular dapat lebih mudah terwujud sehingga dampaknya pun bisa cukup meluas.

Dari Botol Plastik Jernih Menjadi Kacamata

Nilai botol plastik jernih menjadi lebih mahal karena ternyata hasil daur ulang botol plastik jernih lebih mudah diproses untuk menjadi bahan produk lain. Salah satu contoh produknya adalah kacamata. Dengan demikian terjadilah siklus ekonomi yang baik dari hulu ke hilir. Ini juga yang dilakukan oleh Coca Cola Indonesia dengan berkolaborasi bersama Waste4Change sebagai mitra pengumpulan sampah dan PlusTik sebagai mitra daur ulang. 

Dalam kolaborasi ini, projek #LihatDenganJernih mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah botol plastik jernih SPRITE untuk kemudian didaur ulang dan diproduksi kembali menjadi kacamata. Kacamata daur ulang ini pun akan dibagikan untuk mereka yang memiliki kekurangan penglihatan melalui Yayasan Sejuta Kacamata Untuk Indonesia.

Previous
Previous

Audrey Maximillian: Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Mental Dengan Aplikasi

Next
Next

Sharlini Eriza Putri: Memanfaatkan Microbiome Atasi Krisis Kesehatan