Audrey Maximillian: Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Mental Dengan Aplikasi
Sebelum isu kesehatan mental naik daun seperti sekarang, Audrey Maximillian Herli sudah menggodok konsep kesehatan mental dalam bentuk aplikasi. Pendiri aplikasi Riliv yang menawarkan layanan konseling psikologi tersebut mengakui bahwa awal mendirikan startup tersebut adalah dari ketertarikannya di industri teknologi. Sejak di bangku sekolah, ia terinspirasi berbagai figur di bidang teknologi seperti Bill Gates dan Steve Jobs. Maka, saat memilih jurusan kuliah ia pun mengambil bidang IT. Menurutnya, teknologi digital membuka kesempatan membuat perubahan di masa depan.
Riliv sendiri bukanlah ide startup pertama yang dijalaninya. Dari kegagalannya sebelum membuat Riliv, Audrey belajar berbagai macam hal dalam memulai startup. Menurutnya, terkadang seorang teknopreneur lebih memilih untuk membuat produk teknologi yang canggih tapi lupa memikirkan penerapannya. Bisa jadi produk teknologi yang diciptakan sebenarnya tidak menjawab masalah yang ada di sekitar sehingga ekosistem yang menjadi pasar startup tersebut tidak terbentuk.
Dalam memulai sebuah startup Audrey percaya hal pertama yang harus diperhatikan adalah solusi atas masalah apa yang ingin diselesaikan produk teknologi tersebut. Bahkan sebenarnya sekalipun produk tersebut belum sempurna, seorang teknopreneur merilis. Terkadang soal waktu memang cukup krusial. Namun yang terpenting adalah melihat adanya kesempatan besar untuk produk teknologi tersebut berkembang. Ia pun menegaskan, “Untuk memulai satu startup kita bisa mulai dari dua hal. Pertama adalah tahu apa yang disukai dan kedua adalah mampu melakukan eksekusi. Banyak orang memulai inisiatif baru karena dia suka tapi belum tentu mampu eksekusi. Ada juga yang dapat melakukan eksekusi dengan baik tapi belum tentu suka bidangnya. Jadi, pastikan kedua hal ini selaras agar dapat menciptakan bisnis yang berkelanjutan.”
Sementara itu, untuk membuat sebuah bisnis bisa berkelanjutan dalam waktu panjang, dibutuhkan motivasi yang kuat dari pendiri. Mereka harus memastikan apakah dapat melihat dirinya terus menjalani pekerjaan hingga 5-10 tahun ke depan. “Membangun bisnis tidak sekadar 1-2 tahun. Jadi, sebuah bisnis akan berlangsung lama jika sang pendiri bisa terus percaya pada kesempatan akan bisnisnya tersebut. Solusi yang diberikan oleh produk teknologinya mungkin berbeda-beda. Yang terpenting adalah bagaimana startup tersebut bisa tetap berada dalam bidangnya, menyelesaikan masalah yang sama dengan solusi yang berbeda-beda. Riliv dengan masalah kesehatan mental, misalnya. Seiring berjalannya waktu aplikasi kami mungkin memberikan solusi berbeda untuk menyelesaikan isu kesehatan mental. Tapi yang jelas kami tetap percaya untuk menyelesaikan masalah di bidang ini”, tuturnya.
Sejak Riliv dirintis di tahun 2015, Audrey telah melewati berbagai rintangan. Ibarat dulu berbelanja online bukanlah aktivitas yang wajar, isu kesehatan mental juga belum sepenuhnya bisa dibicarakan secara biasa hingga sekarang. Padahal, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Berjalannya waktu, Audrey sendiri bersyukur generasi sekarang lebih aktif membicarakan isu kesehatan mental. Ini bisa jadi pertanda bahwa kesadaran akan kesehatan mental bisa terus meningkat hingga akhirnya Riliv bisa mengimplementasikan solusi yang ditawarkan pada skala yang lebih luas. Riliv pun bercita-cita untuk berkontribusi menjadikan kesehatan mental sesuatu yang mainstream.
“Untuk memulai satu startup kita bisa mulai dari dua hal. Pertama adalah tahu apa yang disukai dan kedua adalah mampu melakukan eksekusi.”
Di masa depan Audrey juga berharap Riliv bisa menjadi one-stop mental health service. Tidak hanya fokus pada sistem yang kuratif, melayani mereka yang memiliki masalah pribadi, tapi juga menyediakan layanan preventif. Kehadiran Riliv diharapkan dapat mengubah gaya hidup masyarakat menjadi masyarakat yang sadar untuk menjaga kesehatan mental. Jadi, mereka tidak lagi menunggu sampai stres atau mengalami gangguan kesehatan mental. Mulai dari fitur relaksasi meditasi, konten untuk membuat tidur lebih nyenyak, hingga latihan menulis jurnal, tersedia di aplikasi Riliv. Fitur-fitur tersebutlah yang dapat digunakan dalam keseharian untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan mental.