Berapa Lama Lagi Kota Besar Akan Tenggelam?

Ilustrasi oleh Disrupto

Ilustrasi oleh Disrupto

Tidak hanya Jakarta yang diperkirakan berpotensi untuk tenggelam karena adanya penurunan tanah, tapi kota-kota besar lain di dunia termasuk San Francisco juga. Sebuah studi menunjukkan bahwa ternyata konstruksi pembangunan yang begitu pesat bisa membuat sebuah kota menjadi sangat berat dan mengalami penurunan tanah. Ini akan meningkatkan potensi kota besar tenggelam selain adanya faktor curah hujan ekstrem dan kenaikan tingkat permukaan laut. 

Mengapa bisa begitu?

Para ahli geofisika meneliti kota San Francisco, Amerika Serikat, yang memiliki 7,7 juta penduduk. Pengembangan struktur kota yang pesat di sana mengakibatkan beberapa bagian di kota San Francisco mengalami penurunan permukaan tanah lebih dari 400mm dalam 10 tahun belakangan. Urbanisasi menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan ini terjadi. 

Mereka memprediksi, pada tahun 2050 70% populasi bumi akan tinggal di kota-kota besar. Bertambahnya manusia di kota akan menambah jumlah bangunan dan fasilitas perkotaan seperti, perumahan, pertokoan dan bangunan industrial. Kini, berat kota San Francisco sudah mencapai 1,6 triliun kg yang sama dengan 250.000.000 gajah. Berat massa kota San Francisco diyakini berpotensi merusak lapisan litosfer yang adalah kerak bumi bagian terluar. Jika lapisan tersebut mengalami patahan, ia akan menyedot permukaannya. 

Bagaimana dengan Jakarta?

Jakarta telah mengalami banjir dari tahun ke tahun yang salah satu faktornya adalah penurunan permukaan tanah sebanyak 25 cm/tahun. Penduduknya yang berjumlah lebih dari 10 juta orang, Jakarta tentu saja berada dalam risiko tenggelam cepat atau lambat. Bahkan sebuah studi memprediksi pada tahun 2050, Jakarta bisa berada di bawah laut jika tidak ada solusi atas penurunan permukaan tanah. 

Selain karena beban yang berat, di Jakarta penyebab utama terjadinya penurunan permukaan tanah adalah penggunaan pompa air. Ketika warga menggunakan pompa air, berarti ada penggalian tanah yang semakin dalam. Pompa masuk jauh ke dalam tanah untuk mengekstrak lapisan air di lapisan akuifer, lapisan di dalam tanah yang dapat menampung dan meloloskan air. Semakin banyak air yang diekstraksi, semakin banyak ia mengempis dan menyebabkan tanah menjadi padat dan runtuh sehingga tanah di atasnya tenggelam. Pada dasarnya, lapisan akuifer bisa kembali terisi dengan air hujan. Sayangnya, lapisan tanah Jakarta semakin lama semakin banyak tertutup aspal dan beton sehingga lapisan akuifer tidak dapat menyerap dan menyimpan air. 

Bayangkan berapa banyak pompa yang mengekstrasi air di Jakarta dan berapa luas lapisan tanah yang tidak terlapisi aspal atau beton? Berbanding terbalik, bukan?

Previous
Previous

Tidak Seaman Dulu, Mac Kini Bisa Terserang Virus!

Next
Next

Desainer dan Arsitek Siap-Siap Digantikan Komputer