Apakah Semua Startup Harus Mengejar IPO?
Belakangan banyak terdengar kabar berbagai perusahaan atau startup melakukan IPO atau Initial Public Offering alias Penawaran Umum Perdana Saham. Tren IPO sebenarnya tidak terjadi baru-baru ini saja tapi sejak dulu. Perbedaannya, dulu perusahaan menunggu waktu yang cukup lama untuk melakukan langkah tersebut. Sementara kini banyak startup atau perusahaan rintisan yang usianya belum puluhan tahun tapi sudah berani mengambil strategi ini.
Apa Itu IPO Atau Penawaran Umum Perdana Saham?
Jika kita sering mendengar terminologi Perusahaan Terbuka, berarti perusahaan tersebut sudah melakukan Initial Public Offering (IPO) atau Penawaran Umum Perdana Saham. IPO merupakan langkah perusahaan menerbitkan saham pertama kali di pasar modal. Perusahaan tersebut akan membagikan kepemilikannya kepada masyarakat luas. Sehingga ini bisa jadi langkah untuk para investor startup mendapatkan keuntungan. Umumnya, startup melakukan IPO dengan tujuan ekspansi untuk mengurangi jumlah utang yang didapatkan dari para investor. Setelah sebuah startup menjadi perusahaan terbuka atau dikenal dengan istilah go public, berarti saham bisnisnya dijual kepada investor luar yang ada di bursa saham lebih besar yaitu Bursa Efek Indonesia.
IPO Sebagai Langkah Investor Keluar Dari Startup
Biasanya, startup yang mendapatkan modal besar dari para investor dengan ancang-ancang menjadi startup besar baru akan mengembalikan investasi dalam jangka waktu panjang. Apalagi jika produk atau jasa yang ditawarkan startup ternyata belum mencapai target dalam kurun waktu yang ditentukan. Oleh sebab itu, berbagai pengamat bisnis menyatakan bahwa langkah sebuah startup “melantai” tidak semata-mata untuk mendapatkan pendanaan di luar investasi awal. Namun juga untuk mengembalikan investasi para investor di modal putaran awal. Langkah ini disinyalir dapat menjadi langkah mandiri para founder untuk mengalirkan dana pada para investor untuk tidak lagi berada dalam entitas perusahaan rintisan.
Mengapa Startup Butuh IPO?
Saat sedang bertumbuh atau ekspansi besar-besaran, strategi IPO bisa sangat menguntungkan sebuah startup karena dapat mendanai dalam jumlah cepat dan besar. Seringnya, langkah IPO bertujuan untuk memperluas cakupan operasi, mendanai kampanye atau proyek besar, serta melunasi utang-utang. Bahkan dengan IPO sebuah startup bisa mendapat profit lebih jika menerapkan strategi dan metode yang akurat. Salah satu perusahaan rintisan yang sukses meraup banyak keuntungan adalah Alibaba dengan penawaran investasi saham perdana hanya sebesar 68 Dollar AS. Saat diperdagangkan di Bursa Saham, harga saham Alibaba melonjak hingga 35%.
Apa Keuntungan Lain IPO Bagi Startup?
Selain memberikan keuntungan secara materi, IPO juga bisa memperbaiki atau meningkatkan citra perusahaan. Sebuah startup yang go public akan dinilai memiliki kondisi keuangan yang baik sehingga dapat melakukan ekspansi besar-besaran. Startup yang IPO seringkali mendapatkan sorotan media sehingga bisa sekaligus melakukan pemasaran secara tidak langsung. Ketika citra startup naik, harga saham juga akan meningkatkan sehingga terjadilah sebuah siklus perputaran kenaikan saham.
Kapan Startup Harus IPO?
Akan tetapi, tidak semua startup bisa mengambil langkah ini. Para founder serta investor startup harus ekstra hati-hati dalam menentukan langkah. Perusahaan rintisan harus dirasa sudah cukup matang dan bisa menjamin pertumbuhannya di masa depan untuk mempertahankan nilai saham. Perhitungan saham pun harus tepat karena kasus semacam Alibaba tidak selalu terjadi pada semua startup yang melakukan IPO. Pada dasarnya, semua tetap kembali ke kinerja perusahaan agar bisa konsisten menjalankan aktivitas operasional dan berjangka panjang.