Ernest Christian Layman: Pengelolaan Sampah Yang Lebih Baik
Masalah sampah sudah menjadi masalah yang berkelanjutan sejak lama namun solusinya masih minim. Masalah ini pun akan terus ada selama masyarakat masih terus melakukan aktivitas konsumsi. Ini berarti sampai kapanpun sampah akan terus ada dan tidak mungkin kita mengeliminasi sampah.
Melihat adanya masalah tersebut, Ernest Christian Layman dan partnernya, Joshua Valentino, memutuskan untuk membuat startup yang fokus pada pengelolaan sampah. Rekosistem pun lahir dengan memanfaatkan teknologi. Ernest mengakui bahwa implementasi teknologi sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan tata kelola sampah. Penanganan sampah mulai dari proses pengumpulan, pemilahan dan daur ulang, bisa dipercepat dengan bantuan teknologi. Rekosistem diharapkan dapat menjadi sebuah bisnis yang menyentuh tiga matriks penting yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial. Jadi keuntungan bisnis tidak hanya sekadar materi tapi juga memberikan dampak yang baik terhadap lingkungan dan masyarakat.
“Tujuan Rekosistem adalah menciptakan ekosistem berkelanjutan dengan memacu terbentuknya sistem pengelolaan sampah yang produktif di masyarakat sehingga semakin banyak sampah yang didaur ulang dan terhindarkan dari pembuangan ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir).” ” lanjut Ernest. Banyaknya sampah yang berakhir di TPA akan menyebabkan terciptanya gas efek rumah kaca yang mengganggu lingkungan dan kesehatan manusia.
Rekosistem menawarkan jasa pengelolaan sampah dalam beberapa segmentasi pasar. Pertama adalah individu yang ingin berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan dengan mengelola sampah. Mereka bisa menyetor sampah rumahan mereka ke Rekosistem lewat aplikasi. Segmen selanjutnya adalah untuk para pelaku bisnis daur ulang. Rekosistem membantu bisnis-bisnis daur ulang untuk memilah sampah dengan baik. Pada dasarnya, setiap jenis sampah memiliki cara yang berbeda-beda untuk dikelola. Oleh sebab itu, pemilahan sampah amat penting agar tidak bercampur dan mengurangi nilai sampah itu sendiri. Untuk proses eksekusinya, Rekosistem masih bekerja sama dengan tenaga pemilah dan pengangkut.
Selain itu, Rekosistem juga dapat menawarkan beragam program pengelolaan sampah untuk perusahaan. “Kami menawarkan pengangkutan sampah dari perusahaan untuk dikelola dan didaur ulang. Khusus untuk perusahaan, kami memberikan sustainability reporting yang menyampaikan informasi tentang jumlah sampah yang berhasil didaur ulang dari pengelolaan di perusahaan tersebut. Terdapat pula informasi jenis-jenis sampah yang berhasil dikelola sehingga perusahaan dapat menganalisa lebih lanjut sampah jenis apa yang lebih banyak dibuang oleh perusahaan.
Ernest menjelaskan,
“Masalah sampah adalah masalah yang tidak bisa diselesaikan sendiri. Pelaku bisnis di bidang pengelolaan sampah bertanggung jawab dan keberlanjutan sangat dibutuhkan untuk bisa menciptakan ekosistem berkelanjutan (sustainable ecosystem). Semakin banyak bisnis serupa ada di tengah masyarakat, akan lebih banyak orang yang dapat berpartisipasi dalam mengelola sampah secara bertanggung jawab.”
Untuk bisa tumbuh dengan baik, Ernest percaya bahwa produk dan jasa yang ditawarkan suatu bisnis harus bisa menjawab permasalahan dan permintaan yang ada. Selain itu, kolaborasi dengan sesama bisnis pengelolaan sampah, serta transparansi data dan reward dengan pengguna juga akan menjadi elemen penting untuk kesuksesan. Di bidang ini, kita butuh lebih banyak pegiat untuk bisa terus mengelola sampah secara bertanggung jawab.
Ernest juga percaya pemimpin itu tidak dilahirkan, tetapi merupakan sebuah pilihan dari masing-masing individu.. Setiap orang dapat belajar untuk menjadi seorang pemimpin. Dalam menjalankan Rekosistem, menurut Ernest terdapat lima nilai yang baik untuk diimplementasikan seorang pemimpin. Menurutnya, pertama adalah integritas. Seorang pemimpin harus memiliki integritas dan ini tidak hanya di depan para karyawan, tetapi juga tentang bagaimana memegang nilai yang dipercaya. Apa yang diucapkannya adalah apa yang dipegang dan dilakukan. Kedua adalah kejujuran dan kepercayaan. Jika seorang pemimpin jujur, kalau bagus akan dibilang bagus, dan sebaliknya, hal ini yang membangun kepercayaan dari para pelaku dan klien.
“Diversity and inclusion. Keberagaman dan keterbukaan atas sebuah perbedaan amat penting untuk ditanamkan dalam pikiran seorang pemimpin. Saat memperkaya perbedaan yang dimiliki, kemajuan dapat terlihat karena dari berbagai perbedaan tersebut satu sama lain dapat saling melengkapi. Jika semua sama, bisnis hanya akan begitu saja, tidak berkembang,” terang Ernest menjelaskan peran seorang pemimpin dalam sebuah startup.
Nilai-nilai tersebut juga harus diikuti dengan kemampuan seorang pemimpin untuk cepat tanggap, fleksibel dan memiliki pemikiran yang relevan. Ini artinya, seorang pemimpin harus cepat beradaptasi dengan perubahan. Pemimpin harus bisa cepat menanggapi masalah dan semakin cepat diselesaikan, semakin baik. Kalau tidak, perusahaannya akan tertinggal karena ia tidak bisa fleksibel dengan sesuatu yang berbeda. Terakhir, adalah inovasi.
“Saya percaya bahwa di dunia ini tidak ada yang terbaik karena akan selalu ada yang lebih baik dari kita. Jika kita mau menanamkan nilai inovasi, terlebih dengan teknologi, seorang pemimpin dapat menemukan solusi-solusi yang lebih efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah.”