Teknologi Kloning Suara, Bermanfaat atau Berbahaya?

Ilustrasi oleh Disrupto

Ilustrasi oleh Disrupto

Kecanggihan teknologi selalu memiliki dua sisi mata uang, satu sisi memberikan manfaat dan sisi lainnya berbahaya. Begitu juga dengan inovasi kloning suara. Pada dasarnya, teknologi kloning suara merupakan program komputer yang dapat mereplikasi suara seseorang untuk menghasilkan suara baru yang dapat dimodifikasi. Jadi, seseorang tidak lagi perlu datang ke satu lokasi untuk berbicara. Hanya dengan mengirimkan kloning suara, ia bisa ada di mana-mana mengucapkan pernyataan yang diperlukan.

Program software tersebut tidak hanya bisa mengenali aksen suara, tapi juga getaran, nada bicara hingga kecepatannya! Bahkan, suara yang dihasilkan juga dapat menggambarkan emosi apapun sesuai dengan pengaturan. Baik emosi marah, takut, hingga bahagia. 

Lalu, apa pro dan kontranya?

Bermanfaat Untuk Para Aktor

Teknologi kloning suara diakui sangat bermanfaat untuk para aktor. Tim Heller, seorang aktor pengisi suara di Amerika Serikat, menyatakan bahwa dengan melakukan kloning suara, ia bisa mendapatkan pekerjaan lebih banyak. Ia bisa menerima beberapa pekerjaan sekaligus tanpa harus berada di studio rekaman di satu waktu. Ia hanya perlu merekam suaranya saat berbicara dalam durasi minimal 10 menit untuk mendapatkan salinan suara yang berkualitas.  Setelah mencobanya, Tim Heller menyatakan puas dengan hasilnya yang akurat. 

Photo by Tima Miroshnichenko from Pexels

Berbasis Teknologi Artificial Intelligence 

Teknologi kloning suara dibuat berdasarkan sistem kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence. Program yang dibuat untuk kloning suara dibuat untuk bisa mengenali berbagai fitur suara mulai dari nada, kecepatan, hingga aksen. Kemudian suara yang sudah dikenali direkayasa dan dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan tertentu seperti aksen dari daerah yang berbeda hingga bahasa yang berbeda. 

Salah satu produsen kloning suara adalah VocaliD yang awalnya memproduksi kloning suara sebagai solusi untuk para pasien yang sedang mengalami kesulitan berbicara karena alasan medis. Bisnisnya pun berkembang dan kini VocaliD dapat menciptakan kloning suara dengan beragam jenis karakter, termasuk suara transpuan dan suara gender netral. 

Kecanggihan teknologi tersebut tentu saja berpotensi sangat menguntungkan untuk para sineas. Mereka bisa menggunakan teknologi kloning suara untuk menerjemahkan filmnya ke berbagai bahasa secara global tanpa perlu melakukan proses sulih suara dengan banyak orang berbeda. 

Photo by Tima Miroshnichenko from Pexels

Kejahatan Siber Teknologi Kloning Suara

Sisi lain dari teknologi kloning suara yang dapat berdampak buruk adalah terjadinya penipuan yang dilakukan oleh para kriminal siber. Fenomena deepfake bisa menjadi lebih sering terjadi karena memudahkan para peretas untuk membuat rekayasa video profil seseorang menjadi lebih nyata. Jika disalahgunakan, kloning suara ini bahkan bisa mengelabui seseorang lewat telepon. Seolah-olah kita berbicara dengan orang yang sebenarnya. Bahayanya, informasi pribadi yang signifikan dapat terkuak lewat pembicaraan telepon tersebut. Oleh sebab itu, celah-celah yang memungkinkan potensi terjadinya kejahatan siber harus diantisipasi oleh para pembuat dan pengguna kloning suara. Tetap harus ada aturan yang tepat untuk mengurangi terjadinya kemungkinan terburuk yang merugikan.

Previous
Previous

Virus Berusia 15.000 Tahun Dapat Kembali Ciptakan Penyakit Baru?

Next
Next

Cegah Krisis Iklim, NASA Dan ESA Pantau Bumi Dari Luar Angkasa