Teknologi Imersif Tingkatkan Produktivitas Tenaga Medis
Masa pandemi yang tidak berkesudahan membuat kita menyadari pentingnya menjaga kesehatan maupun kesiapan para tenaga medis dalam mengambil tindakan kesehatan di waktu yang tepat. Kolaborasi antara pelaku teknologi dan para petugas perawatan untuk mencari berbagai solusi baru yang imersif serta berbasis konektivitas menjadi sebuah urgensi.
Melalui ekosistem teknologi digital, kita tidak hanya dapat membuka akses seluas-luasnya, namun juga mampu mengubah proses yang sebelumnya berdiri sendiri menjadi berkelanjutan, menyatukan hubungan para profesional medis dengan pasien, maupun penanganan yang lebih awal, murah, dan optimal. Berikut ini adalah beberapa jenis teknologi yang sekiranya bisa memegang peranan penting di dalam proses ini:
Augmented Reality dan Virtual Reality
Kedua teknologi ini semakin dirasa penting khususnya di masa semua ‘dipaksa’ untuk beralih ke daring. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan oleh Harvard Business Review telah menunjukkan bahwa ahli bedah yang dilatih menggunakan VR memiliki peningkatan kinerja hingga 230% dibandingkan dengan mereka yang terlatih secara konvensional. Simulasi yang ditampilkan melalui VR dapat menjadi substitusi berbagai kasus yang mungkin dihadapi sehingga pengguna dapat melatih diri bagaimana proses pengambilan keputusan ketika menghadapi situasi serupa.
Begitu pula dengan Augmented Reality. AR memiliki kelebihan yang memungkinkan kita tidak kehilangan kontak visual dengan dunia nyata, di saat ini bahkan sudah mampu menghadirkan beragam informasi di saat para tenaga medis melakukan berbagai tindakan ke pasien, didukung dengan integrasi informasi. Selain itu, teknologi AR juga memungkinkan proses pembelajaran bagi siswa studi kedokteran untuk mempelajari berbagai topik dengan bantuan animasi dan obyek digital. IseeAR, salah satu produk dari AR&Co memungkinkan proses ini terus berlanjut bahkan melalui daring, dimana pengajar dapat langsung menggunakan platform – platform video conference yang sudah ada untuk menampilkan berbagai alat peraga virtual dengan teknologi Augmented Reality.
Artificial Intelligence
Proses ‘machine learning’ untuk membangun algoritma yang komprehensif menghadapi berbagai kasus kesehatan dengan cara menganalisa berbagai catatan medis akan membantu proses pengambilan keputusan para pelaku medis. Proses pengambilan ‘data sampling’ juga bisa dilakukan melalui kiosk seperti DAV yang tersebar di berbagai lokasi ritel, dimana pengguna tidak hanya menerima diagnosa awal setelah memberikan berbagai kondisi gejala yang dihadapi, namun semua ‘data input’ juga menjadi bahan analisis untuk referensi kesiapan tenaga medis dalam menghadapi kondisi yang dihadapi oleh publik.
Konektivitas dan Integrasi Sistem Informasi
Pengumpulan data untuk peningkatan kapasitas kecerdasan buatan maupun untuk penampilan data melalui Augmented Reality pada akhirnya tidak dapat dipisahkan dengan bagaimana sistem informasi dari hulu ke hilir yang telah terintegrasi. Kanal konektivitas juga tidak hanya sebatas ketersediaan jaringan internet, namun juga dengan bantuan wearables alat pelacak kesehatan, penggunaan sensor, hingga kios-kios layar pintar seperti DAV yang tersedia di berbagai lokasi ritel yang memungkinkan pengguna memberikan input data diri yang nantinya dapat digunakan untuk registrasi maupun verifikasi. Integrasi dari berbagai informasi yang didapat dari berbagai perangkat teknologi ini benar-benar menjadikan seorang pasien menjadi titik pusat perawatan, yang kedepannya berpotensi memiliki kemampuan untuk memantau kesehatan seseorang di rumah dan berbagi hasil dengan tenaga medis dari jarak jauh.
Jadi, kombinasi berbagai kemajuan teknologi baik itu perangkat maupun sistem manajemen informasi yang terintegrasi membuka berbagai potensi solusi bagaimana semakin dapat memonitor kesehatan diri dan bagaimana kita semakin terproteksi dengan baik karena terpantau oleh sistem yang terkoneksi dengan tenaga medis.