Tantangan Baru Dunia Pendidikan Indonesia

Disrupto_SU-01 (2).png
D-Journal-38-Sampoerna University_Online Learning-01.jpg

Pendidikan adalah pilar pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini tentu saja arti kata pendidikan tidak hanya terbatas pada teori melainkan juga praktik. Akan tetapi untuk mencapai standar pendidikan tertentu diperlukan upaya dan perubahan yang signifikan. Di Indonesia sendiri terdapat beragam tantangan yang belum terpecahkan. Baik dari sistem pendidikan yang masih harus diperbaiki maupun kualitas tenaga pengajar. 

Sayangnya belum juga tuntas dengan tantangan yang ada kini industri pendidikan juga harus melewati tantangan lain yaitu belajar online. Meski masyarakat Indonesia sudah amat familiar dengan teknologi tetapi perlu diakui belajar online belum menjadi cara yang lumrah untuk jadi kebiasaan dalam kegiatan belajar-mengajar. Padahal faktanya belajar secara online bisa memberikan begitu banyak kemudahan asal tercipta sistem pengajaran yang efektif. Marshall E. Schott, President of Sampoerna University berpendapat, “Teknologi dapat menjadi alat untuk membentuk pola pendidikan yang efektif jika institusi pendidikan (baik formal maupun non-formal) menyediakan konten-konten yang berkualitas. Bukan hanya mengambil konten dari sumber-sumber yang ada di internet saja tapi juga yang dapat membangun minat para murid untuk terlibat aktif di dalam aktivitas belajar-mengajar secara online.”

Teknologi dapat menjadi alat untuk membentuk pola pendidikan yang efektif jika institusi pendidikan menyediakan konten-konten yang berkualitas. Bukan hanya mengambil konten dari sumber-sumber yang ada di internet saja.

Berdasarkan pengalamannya mengajar secara online seringkali para pengajar tidak memerhatikan materi yang diberikan pada murid. Ia memahami bahwa aspek sosial harus sangat diperhitungkan dalam mengajar secara online agar interaksi tidak menjadi pasif dan satu arah saja. Oleh sebab itu institusi pendidikan harus melatih para pengajar berinteraksi secara aktif lewat ruang virtual. “Memahami betul potensi besar teknologi yang dapat memudahkan aktivitas belajar-mengajar, kami pun melatih para pengajar agar dapat membawakan konten-konten digital yang berkualitas. Sehingga aktivitas belajar-mengajar tidak hanya sekadar cut and paste,” tambah Marshall. 

Masalah materi pembelajaran di Indonesia memang selalu menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan. Kurikulum yang ada saat ini dipercaya perlu mengalami reformasi agar tercipta sumber daya manusia kompeten dan dapat bersaing di arena global. Seringkali para pelajar tidak memiliki kemampuan yang relevan dengan dunia kerja sesungguhnya. Padahal dunia kerja saat ini bukan lagi soal bekerja di belakang meja sepanjang hari. Para pekerja diharapkan untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Pribadi yang dapat menyampaikan pendapat dan pemikiran serta menganalisis secara kritis, mencari solusi dan menyelesaikan masalah yang ada.

Seringkali para pelajar tidak memiliki kemampuan yang relevan dengan dunia kerja sesungguhnya.

“Kemampuan kognitif tetap penting untuk diasah namun inovasi dan kreativitas bersumber dari kerja sama dan kolaborasi antar individu dan kelompok. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut para pelajar harus dibekali soft skill yang membentuk mereka menjadi strong communicator. Inilah yang ditawarkan oleh Sampoerna University lewat kurikulum yang menghadirkan materi-materi pembelajaran non-disciplinary. Lulusan kami terbukti menjadi pribadi-pribadi yang terampil dalam berkomunikasi serta dapat bersaing secara internasional”, terang Marshall. Jadi para mahasiswa di Sampoerna University diberikan subjek-subjek yang dapat membantu mereka berpikir secara kritis untuk menyelesaikan masalah kompleks. Misalnya mereka yang mengambil jurusan Akuntansi tidak hanya akan belajar akuntansi saja tapi juga sosiologi dan humanity sehingga mereka mendapatkan pemahaman secara luas tentang kompleksitas dunia beserta sifat-sifat sosial manusia.

Adanya pandemi pun seharusnya tidak menjadi hambatan untuk institusi-institusi pendidikan. Sebaliknya, fenomena ini dapat menjadi dorongan untuk terus berinovasi dalam mengimplementasikan teknologi yang dapat mengembangkan pola pendidikan di dalam negeri. Menariknya, Sampoerna University menyediakan pengalaman belajar online yang patut diacungi jempol. Mereka mengirimkan perangkat elektronik dan paket internet kepada mahasiswa yang membutuhkan sehingga mereka tetap dapat mengikuti perkuliahan secara efektif di rumah. Bahkan tercatat tingkat kehadiran mahasiswa yang mengikuti perkuliahan secara online mencapai lebih dari 96%.

Previous
Previous

Panel Surya di Jalan Raya. Kok Bisa?

Next
Next

Membangun Pola Pikir Teknopreneur