Pemanasan Global Kurangi Jumlah Ikan Di Laut. Kenapa?
Sebagai negara kepulauan, tidak heran Indonesia cukup dikenal dengan industri perikanan. Tidak seperti di landlocked country atau negara yang jauh dari laut seperti Austria dan Serbia, masyarakat Indonesia dapat dengan mudah mendapatkan hidangan laut. Sayangnya, perhatian masyarakat akan kehidupan kelautan Indonesia diyakini kurang tinggi. Asumsi tersebut bisa dilihat dari pengabaian masalah sampah yang tiba di laut dan sejumlah masalah kerusakan laut lainnya. Tanpa disadari, kelalaian masyarakat akan permasalahan kelautan Indonesia bisa menyebabkan kita tidak lagi dapat mengkonsumsi hidangan laut seperti biasa. Apalagi sebuah studi menemukan bahwa pemanasan global ternyata bisa mengakibatkan pengurangan jumlah ikan di laut.
Mengapa ini bisa terjadi?
Menurut Elle Wibisono, seorang peneliti perikanan Indonesia, menyatakan bahwa pengaruh pemanasan global pada habitat bisa melalui fenomena coral bleaching yang menyebabkan habitat ikan karang menjadi berkurang. Bahkan perubahan iklim juga bisa menyebabkan ikan bermigrasi ke daerah lebih dingin, ke arah kutub atau ke laut yang lebih dalam. “Untuk ikan-ikan yang tinggal di daerah dingin, otomatis wilayah habitatnya menjadi berkurang. Pemanasan global bisa mempengaruhi fisiologi ikan dengan menyebabkan perubahan tingkat reproduksi atau tingkat perkembangan ikan. Selain itu, pemanasan global bisa menyebabkan pengurangan jumlah ikan di laut karena adanya pengurangan jumlah makanan ikan seperti jumlah zooplankton yang juga berkurang”, jelasnya.
“Pemanasan global bisa mempengaruhi fisiologi ikan dengan menyebabkan perubahan tingkat reproduksi atau tingkat perkembangan ikan. Selain itu, pemanasan global bisa menyebabkan pengurangan jumlah ikan di laut karena adanya pengurangan jumlah makanan ikan seperti jumlah zooplankton yang juga berkurang.”
Apa yang membuktikan jumlah ikan mengalami pengurangan dengan perubahan iklim?
Elle juga memaparkan bahwa terdapat beberapa studi ilmiah yang berusaha menjelaskan analisis dampak pemanasan global secara teoritis dengan cara mengulas berbagai hipotesis. Ada juga studi ilmiah yang berusaha menarik korelasi antara pengurangan stok ikan dan perubahan iklim. Salah satu jurnal ilmiah yang dipublikasikan pada tahun 2019 oleh sebuah jurnal sains, Science, menggambarkan dampak perubahan suhu pada populasi ikan. Dara perikanan yang digunakan dikumpulkan dari tahun 1930-2010 dari 124 spesies.
Namun, kondisi di laut dan perubahan jumlah populasi ikan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor lainnya. Bukan hanya disebabkan oleh pemanasan global. Jadi meskipun perubahan iklim bisa jadi faktor pengurangan ikan di laut, akan tetapi bukan satu-satunya penyebab. Beberapa faktor lainnya meliputi jenis ikan itu sendiri tergantung kondisi habitat, kadar oksigen di dalam air laut, PH air laut, dan hal lainnya. Selain ikan, biota laut lainnya yang mengalami kesulitan bertahan hidup karena pemanasan global adalah kerang. Hal ini disebabkan oleh proses ocean acidification yang merupakan dampak perubahan iklim. Ocean acidification atau pengasaman laut terjadi karena kada kalsium karbonat laut di dalam laut menjadi berkurang. Sementara kerang membutuhkan kalsium karbonat untuk membentuk cangkangnya.
Pada dasarnya, alasan mengapa pemanasan global bisa mempengaruhi jumlah ikan di laut kenyataannya tidak bisa dijelaskan sesederhana itu. Intinya adalah pemanasan global memberikan imbas pada semua aspek kehidupan ikan sehingga sangat penting untuk mengendalikan pemanasan global. Saat ini, ada indikasi bahwa populasi ikan kod terutama sangat dipengaruhi oleh pemanasan global. Namun bukan berarti hanya ikan kod saja yang terkena dampak negatif. Sayangnya untuk jenis-jenis ikan lainnya, belum ada data yang lengkap. Oleh sebab itu, data dan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui imbas pemanasan global pada sistem perikanan, terutama untuk jenis-jenis ikan yang ada di Indonesia, perlu dilakukan.