Plastik Ramah Lingkungan Dari Pakaian

D-Journal-76-Plastik_Kain-01.jpg

Tren fesyen memang cepat sekali berubah. Tidak heran seringkali kita membeli berbagai pakaian namun jarang digunakan. Dari sebuah penelitian dipercaya bahwa, jangka waktu seseorang menyimpan sebuah pakaian adalah kurang lebih dua tahun dan 87% dari pakaian bekas akan berakhir di tempat pembuangan. Tidak heran, industri fesyen menjadi salah satu penyumbang limbah di dunia.

Dilansir dari WIRED, Ellen MacArthur Foundation mengatakan bahwa dalam setahun mereka bisa memproduksi 100 miliar pakaian. Dan prediksinya, di tahun 2050 produksi pakaian akan meningkat dua kali lipat dari jumlah tersebut untuk mengimbangi permintaan yang disebabkan oleh adanya tren fesyen terbaru.

Dengan adanya peningkatan produksi ini, ternyata tidak bisa mengimbangi masa dari pakaian tersebut tetap digunakan seseorang. Dalam hal ini lama penggunaan pakaian dan produksi dianggap tidak seimbang.

“Jejak karbon yang diproduksi oleh pakaian cukup tinggi, padahal penggunaan pakaian tersebut hanya bertahan beberapa tahun saja. Ini sangat tidak masuk akal.” Kata Aliana Bassi, founder dari Kleiderly.

Berangkat dari permasalahan tersebut, dengan mendirikan Kleiderly, Aliana Bassi berharap dapat merubah sudut pandangan terkait limbah dalam industri fesyen yang salah satunya berasal dari pakaian-pakaian yang dibuang. Saat ini, Aliana Bassi telah mengembangkan proses multi tahap untuk merubah serat kain menjadi plastik berbasis minyak (oil-based - red.) Tentunya plastik jenis ini akan lebih ramah lingkungan karena proses pembuatannya adalah dari bahan daur ulang dari serat pakaian.

“Saya ingin mengambil serat pakaian dan merubahnya menjadi sesuatu yang bisa digunakan selama bertahun-tahun sehingga mencegah penumpukan limbah.” Kata Aliana Bassi lagi terkait tujuan pengembangan teknologi yang dilakukan pada Kleiderly ini.

Menurut Aliana Bassi, dengan bertambahnya aktivis lingkungan hidup dan juga kesadaran masyarakat terkait limbah banyak brand fesyen yang mendapatkan tekanan dari publik terkait limbah yang mereka hasilkan. Untuk itu, ia menjelaskan bahwa teknologi yang ia kembangkan ini bisa membantu para pelaku dalam industri fesyen untuk mengurangi limbah. Selain itu, ia juga sangat tertarik untuk mendaur ulang bahan-bahan yang digunakan untuk produksi pakaian sehingga tidak menjadi limbah yang menganggu lingkungan.

Aliana Bassi memang menawarkan solusi, namun ia pun sadar bahwa solusi daur ulang serat pakaian yang ia kembangkan saat ini tetap membutuhkan dukungan dari banyak pihak yang juga sadar untuk menjaga lingkungan hidup.

“Untuk permasalahan sebesar ini, dibutuhkan banyak solusi lain dan juga pihak-pihak yang bekerjasama untuk mengatasinya.” Kata Aliana Bassi lagi.

Previous
Previous

Produk Pintar Dari CES 2021

Next
Next

Pencapaian Baru Ilmuwan, Teleportasi Kuantum Jarak Jauh