Makanan Fermentasi Ternyata Bisa Tingkatkan Sistem Imun

D-Journal-118-Fermentasi-01.jpg

Apa yang akan terlintas di kepala ketika mendengar istilah “makanan sehat”? Apakah sayur-mayur? Atau buah-buahan? Lalu ketika mendengar “kimchi” atau “yogurt”, apakah mereka masuk ke dalam kategori makanan sehat menurutmu?

Ya, kimchi dan yogurt merupakan makanan sehat yang diproses dari hasil fermentasi. Kehadiran makanan hasil fermentasi dalam peradaban manusia berawal dari masalah kelaparan yang terjadi selama musim dingin. Selama musim dingin, hasil tani tidak dapat dipanen. Maka, masyarakat yang tinggal di daerah dengan musim dingin harus mencari cara untuk bertahan. Penemuan metode fermentasi pada makanan akhirnya menjadi solusi. Manusia bisa membuat makanan fermentasi sebelum musim dingin dan menyimpannya hingga musim dingin tiba. 

Kabar baiknya adalah ternyata fermentasi pun tergolong makanan sehat. Tentunya dengan batas-batas tertentu. Bakteri baik yang timbul akibat proses fermentasi diyakini dapat melancarkan saluran pencernaan. Secara sederhana, fermentasi merupakan proses biokimia yang terjadi dengan memanfaatkan bakteri mikroba dalam bahan makanan yang sudah melewati batas kadaluarsa. Dengan melakukan proses fermentasi, kita sebenarnya membuat ekosistem baru untuk mikroba yang dapat mengonsumsi kandungan gula dan sari pati dalam bahan makanan. Lalu meninggalkan asam dan alkohol dalam bahan makanan tersebut. Dalam timun, misalnya, mikroba di proses fermentasi meninggalkan asam karena timun tidak memiliki unsur pati. Fermentasi semacam ini disebut lacto-fermentation sehingga mengubah timun menjadi acar dengan rasanya yang asam. Lacto-fermentation juga terjadi pada yogurt, dan kimchi.  

Ketika menyantap makanan yang telah melalui proses lacto-fermentation, mikroba yang ada di dalamnya akan membantu mikroba yang sudah tinggal di tubuh kita untuk membangun sistem imun. Tentunya, kekebalan tubuh bersamaan dengan nutrisi yang terkandung dalam makanan itu sendiri. Bahkan beberapa produk fermentasi disebut-sebut sebagai sumber vitamin C seperti contohnya sauerkraut, makanan hasil fermentasi kol yang terkenal di negara-negara Eropa. Pada dasarnya, makanan fermentasi adalah metode memasak di mana bahan makanan mentah tidak melalui proses kimia. Itulah mengapa metode fermentasi diyakini menjadi metode memasak yang sehat. Meskipun begitu, proses fermentasi rumahan sudah pasti lebih sehat ketimbang hasil produksi pabrikan. 

Cara fermentasi rumahan pun sebenarnya cukup sederhana. Kita hanya membutuhkan bahan makanan yang ingin difermentasi (kebanyakan yang dapat difermentasi adalah sayur-sayuran), garam, dan toples. Dengan supervisi yang baik serta temperatur yang tepat, mikroba dalam produk fermentasi akan tercipta sempurna dan menghasilkan makanan sehat.

Previous
Previous

NASA Mendarat Di Mars

Next
Next

Toilet Masa Depan Yang Tak Perlu Lagi Disentuh