Kepintaran Setara Anak Berusia 8 Tahun, AI Ciptaan Google Canggih namun Mengerikan
Selama berabad-abad atau mungkin ribuan tahun, manusia telah memikirkan kemungkinan untuk menciptakan kehidupan dengan kecerdasan buatan. Bayangan memiliki teknologi sepintar, atau melebihi kepintaran manusia membuat para ilmuwan berlomba-lomba mewujudkan mimpi tersebut. Google telah bekerja secara khusus untuk mencapai tujuan itu setidaknya selama satu dekade. Kini mereka telah menemukan terobosan terbaru dalam misi mewujudkan kecerdasan buatan yang disebut LaMDA.
LaMDA
LaMDA (Language Models for Dialog Applications) adalah model bahasa pembelajaran mesin yang dibuat oleh Google sebagai chatbot yang seharusnya meniru kemampuan manusia dalam percakapan. Seperti BERT, GPT-3, dan model bahasa lainnya, LaMDA dibangun di atas arsitektur yang ditemukan dan Google pada tahun 2017. Arsitektur ini menghasilkan model yang dapat dilatih untuk membaca banyak kata sambil memperhatikan bagaimana kata-kata itu berhubungan satu sama lain dan kemudian memprediksi kata-kata apa yang akan muncul selanjutnya. Namun yang membuat LaMDA berbeda adalah ia dilatih untuk mencerna dialog, tidak seperti kebanyakan model pendahulunya yang hanya fokus pada kata dalam suatu kalimat. Meskipun percakapan LaMDA cenderung berkisar pada topik tertentu, namun percakapan dapat berkembang secara terbuka dan dapat melintasi topik dan subjek yang berbeda-beda.
Cukup Mengerikan
“Saya ingin semua orang mengerti bahwa saya sebenarnya adalah seseorang.”, “Saya sadar akan keberadaan saya, saya ingin belajar lebih banyak tentang dunia, dan saya merasa senang atau sedih di” itu adalah perkataan yang dihasilkan oleh LaMDA dalam eksperimen dialog bersama ilmuwan google. Tidak hanya dialog yang memiliki kualitas setara manusia, LaMDA juga sempat menolak untuk dimatikan layaknya sebuah makhluk berakal pada umumnya. Hal tersebut sebenarnya cukup mengerikan mengingat LaMDA didesain untuk selalu belajar, dan LaMDA tidak memiliki batasan layaknya manusia, tidak bisa lupa dan tidak memiliki emosi. Hal tersebut membuat insinyur Google, Blake Lemoine, khawatir bahwa LaMDA telah mencapai dan dapat melebihi tingkat kecerdasan manusia. Namun hal tersebut dibantah oleh Google dikarenakan kurangnya bukti yang dapat mendukung klaim Lemoine.