Industri Teknologi Informasi Butuh Lebih Banyak Perempuan
Di Indonesia, profesi programmer sedang amat dibutuhkan dan diperebutkan di era singularity ini. Sayangnya, belum banyak orang yang tertarik. Bahkan banyak startup harus mempekerjakan programmer asing karena tidak menemukan programmer asal Indonesia. Selain itu, dunia programming juga masih didominasi oleh pria. Padahal target pasar perempuan yang menggunakan produk teknologi seperti aplikasi berbanding seimbang dengan target pasar pria. Oleh sebab itu, sebenarnya kita membutuhkan lebih banyak perempuan berkecimpung dalam teknologi untuk menciptakan berbagai produk teknologi yang dapat menyasar perempuan.
Society of Women Engineer (SWE) Affiliate Jakarta menghadirkan serangkaian program dan lokakarya untuk anak-anak perempuan tingkat SMA dalam rangka mengikuti lomba Technovation Girls Challenge Indonesia 2021. Program tersebut disinyalir menjadi langkah untuk meningkatkan minat anak-anak perempuan agar di masa depan mau menjadi programmer di mana kesempatan kerjanya terbuka lebar.
Jane Nawilis, Vice President SWE Affiliate Jakarta, menyatakan, “Kami mempersiapkan para siswi SMA tersebut untuk ikut lomba internasional ini dengan mengajarkan pembuatan aplikasi smartphone yang berfungsi untuk menyelesaikan isu-isu sosial misalnya tentang lingkungan, kesehatan, atau bahkan kekerasan rumah tangga. Sejauh ini kami sudah berhasil mengumpulkan 18 tim yang berasal dari berbagai lokasi di Indonesia seperti Jabodetabek, Bandung, Surabaya hingga Banjarmasin. Nantinya mereka ditugaskan untuk menciptakan aplikasi smartphone yang dapat berperan sebagai media informasi, aplikasi pelaporan dan sebagainya.”
Dengan diminta berpikir kritis membuat aplikasi yang dapat jadi solusi isu sosial, para siswi diharapkan dapat menyadari adanya permasalahan yang terjadi di sekitar mereka. Jadi, secara tidak langsung pelatihan ini tidak hanya mengasah kemampuan hard skill yaitu ilmu programming tapi juga soft skill dalam melakukan riset dan analisis masalah. Tidak berhenti di sana, program tersebut juga akan mengajarkan mereka memikirkan aspek bisnis dari aplikasi tersebut. Bahkan mereka akan diminta untuk membuat presentasi business plan beserta dengan rencana finansial. Jadi, program ini menggabungkan aspek kreativitas, kewirausahaan, sosial dan teknologi. Harapannya, di kemudian hari mereka bisa menerapkan kemampuan dan praktik tersebut pada dunia kerja dan menjadi programmer handal sekaligus pebisnis.
“Kalau kita memiliki lebih banyak programmer perempuan di teknologi yang bisa menghadirkan produk teknologi yang menyelesaikan masalah perempuan. Contohnya menghadirkan aplikasi kesehatan reproduksi perempuan. Sehebat-hebatnya programmer pria dalam merancang aplikasi, tentu perempuan yang akan lebih memahami seluk-beluk masalah kewanitaan. Jadi, penerapannya di aplikasi juga bisa lebih detail dan tepat sasaran,” tutup Jane.
Selain program pelatihan tersebut, SWE Jakarta berkolaborasi dengan Clevio Coder Camp juga akan memberikan beasiswa belajar web development untuk 25 perempuan Indonesia. Informasi pendaftaran klik di sini.