Hewan Punah Ini Kembali Hidup
Siap bertemu kembali dengan para hewan yang sudah punah karena kerusakan lingkungan?
Augmented reality (AR) adalah teknologi secara real-time yang diproses melalui komputer yang membuat pengguna dapat melihat objek maya 2D atau 3D yang diproyeksikan terhadap dunia nyata. Dalam kehidupan sehari-hari AR bisa kita temukan di berbagai game yang telah viral seperti Pokemon GO hingga proyeksi interior dan arsitektur. Kehadiran AR juga sangat membantu berbagai industri untuk berkembang seperti memperlihatkan produk 3D secara virtual. Selain itu, AR juga ternyata dapat menghidupkan kembali hewan-hewan punah.
Sebastian Koseda, pengembang Zoo of Extinct Animal menghasilkan sebuah filter AR snapchat di mana kita dapat berinteraksi dengan hewan yang sudah punah. Zoo of Extinct Animal adalah sebuah proyek yang dijalankan oleh Sebastian Koseda untuk memberi pengalaman baru pada penggunanya. Program ini membuat para penggunanya dapat melihat langsung hewan yang sudah punah melalui teknologi AR. Hewan yang sudah punah akan diproyeksikan melalui kamera smartphone ke dalam dunia nyata. Para penggunanya dapat melihat hewan secara 360 derajat.
Sejauh ini baru saty hewan yang dapat dilihat yaitu Lumba-lumba Baiji yang dapat ditemui di Sungai Yangtze, Tiongkok. Lumba-lumba jenis ini ditemukan pertama kali punah pada tahun 2006 akibat penangkapan liar dan polusi. Nantinya, akan ada lima hewan lagi yang akan ditampilkan dalam program ini. Hewan-hewan tersebut adalah hewan yang punah diakibatkan hilangnya habitat, polusi, dan pemanasan global.
Selain itu, program ini juga secara tidak langsung menampilkan aktivitas negatif manusia dari masa ke masa hingga dapat membuat spesies hewan punah. Pada tampilan AR lumba-lumba Baiji, Sebastian juga menaruh objek plastik dan botol pada filter. Hal itu secara tidak langsung menunjukan bagaimana spesies tersebut punah. Misi dari program ini sendiri adalah untuk meningkatkan kepedulian manusia terhadap hewan-hewan terlebih yang populasinya sudah ingin memasuki fase kepunahan.
Sebastian menggunakan kemajuan teknologi untuk mengungkap kerusakan ekologi yang mungkin belum diketahui orang banyak. Biasanya, hal-hal seperti ini hanya diungkapkan melalui berita, baik itu media online atau media cetak. Berbeda dengan Sebastian yang memanfaatkan aplikasi Snapchat dengan anak muda masa kini sebagai target market utamanya. Ia berharap langkah ini dapat mengedukasi para generasi muda tentang tindakan-tindakan yang dapat berdampak fatal seperti kepunahan hewan.
Untuk menjelajahi The Zoo of Extinct Animals, klik tautan berikut. https://www.snapchat.com/unlock/?type=SNAPCODE&uuid=817c029cab154e5a8bdc7481a3ff1b9a&metadata=01