Gaming Marketplace: Tren Jual Beli Di Era Metaverse

Ilustrasi oleh Disrupto

Maraknya tren metaverse diikuti bersamaan dengan berkembang pesatnya industri gim. Kesempatan jual beli dalam gim merupakan bagian dari kehidupan metaverse. Ke depannya jual beli aset digital tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan avatar dalam gim sehingga bisa memenangkan permainan. Transaksi jual beli item dalam gim sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Tapi dulu transaksi dilakukan secara manual. 

Pemain gim dapat membayar jasa seseorang untuk mengumpulkan reward dalam gim yang dibutuhkan. Kini, instrumen ekonomi pada masa ini sudah lebih luas. Pemain gim dapat menjadi influencer di Youtube atau atlet esport untuk mendapatkan keuntungan dari permainannya. Istilah play to earn pun berevolusi sejak metaverse marak didengar seiring dan membuka berbagai kesempatan berbisnis lebih luas untuk para pemain. Bahkan kini gaming marketplace dapat menjadi ladang usaha para pemain dalam metaverse gim.

Gaming Marketplace = E-commerce

Apabila melihat konsep e-commerce, gaming marketplace memiliki sistem yang sama dengan e-commerce. Ia menjadi sebuah tempat untuk jual beli. Perbedaannya terletak pada barang yang diperjualbelikan yaitu barang-barang virtual yang dibutuhkan dalam game seperti emas atau senjata tertentu. 

Wafa Taftazani, Co-founder VCGamers, menyatakan bahwa saat ini Indonesia memiliki 180 juta orang yang terkoneksi dengan internet. Akan tetapi, jumlah yang aktif bertransaksi dalam metaverse baru sekitar 50 juta orang. Tiga sampai lima tahun ke depan, diprediksi pertumbuhan para pemain akan meningkat drastis. Para pemain pun akan aktif berpartisipasi dalam gim karena potensi berkembangnya dunia metaverse yang menjanjikan. Oleh sebab itu, Wafa “mencuri” garis awal untuk dapat menyediakan platform yang dapat memfasilitasi segala aktivitas transaksi dalam metaverse dengan kemudahan dan keamanan tinggi. 

Photo by Bradley Hook from Pexels

“Potensi gaming marketplace besar sekali di Indonesia. Walaupun sebenarnya baru investor dari luar negeri yang tertarik dengan bisnis ini. Pada saat VCGamers melakukan pencarian dana, lebih banyak investor global yang tertarik. Ini tentunya sesuatu yang sangat disayangkan karena akhirnya berbagai brand asli lokal berbagi kepemilikan dengan orang luar”, papar Wafa.

VCGamers Jadi Platform All-in-One

Di Indonesia saat ini belum ada platform gaming marketplace yang mengintegrasikan produk dan jasa serta forum gaming dalam satu tempat. VCGamers menjadi yang pertama menawarkan beragam produk dan jasa metaverse serta memberikan wadah untuk para pemain berkumpul dan berbagi pengalaman. Di platform ini, para pemain yang sudah memiliki akun bisa bertransaksi jual beli item gim atau NFT. Bahkan tidak lama lagi, VCGamers diketahui akan merilis NFT Marketplace yang terintegrasi pula.

Selain itu, Wafa juga memperkenalkan fitur Social Hub dalam VCGamers yang berfungsi untuk menjadi tempat para penjual atau pembeli membagikan pengalaman, konten, dan berbagai aktivitas metaverse lainnya. Platform VCGamers juga memiliki token crypto sendiri yang sudah terdaftar secara resmi. Apabila merujuk pada undang-undang di Indonesia, transaksi jual beli dalam industri gim masih tetap harus menggunakan mata uang Rupiah. Namun, di dalam platform para pembeli dan penjual dapat menggunakan VCG (nama token crypto VCGamers). VCG tersebut nantinya akan diubah menjadi poin yang dapat digunakan untuk bertransaksi dalam marketplace. Konsepnya sama seperti mengumpulkan poin kartu kredit. 

Tata Cara Berjualbeli Di VCGamers

Para penjual atau pembeli yang tertarik untuk bergabung dan melakukan transaksi di VCGamers hanya perlu membuat akun di situsnya: vcgamers.com. Setelah itu, mereka bisa memilih atua menjual item yang ada dalam gim. Para penjual akan mendapatkan notifikasi saat ada pembeli yang datang ke toko virtualnya. Terdapat dua cara untuk bertransaksi di VCGamers. Pertama pembeli dapat memberikan ID avatar kepada penjual untuk dikirimkan produk yang dipesan lewat ID tersebut atau mereka bertemu di dalam metaverse dan bertransaksi dengan kehadiran customer support dari VCGamers. 

Cara pertama dapat dibayangkan dengan aktivitas kita mengirim gambar lewat aplikasi chat. Sementara cara kedua melibatkan pihak VCGamers yaitu dengan menghadirkan customer support yang berupa avatar untuk mengawasi jalannya transaksi di dalam metaverse. Akan tetapi, cara kedua hanya berlaku jika kedua pihak memiliki karakter dalam gim saja. Setelah transaksi berhasil, uang dari pembeli ke penjual baru dapat dicairkan. 

“Kami punya data gim yang paling banyak dimainkan di Indonesia dan gim dengan transaksi terbanyak. Oleh sebab itu, kami memastikan adanya figur customer service dalam metaverse yang akan fokus untuk memastikan transaksi jual beli berjalan aman dan lancar. Apapun gim yang populer, VCGamers akan berada di dalamnya dan terus begitu mengikuti tren gim yang populer di masyarakat”, tutup Wafa. 

Previous
Previous

Google For Indonesia Dukung Digital Ekonomi Nasional

Next
Next

Stimulasi Hypnagogia Dalam Otak Saat Tidur Tingkatkan Kreativitas Diri