Metaverse: Dunia Baru Era Digital
Pernah dengar dunia Metaverse? Jika belum, inilah saat yang tepat untuk mengetahuinya karena sebentar lagi akan ada dunia baru yang hadir untuk melengkapi realita nyata kita. Kata “metaverse” merupakan gabungan kata “meta” dan “universe”. Meta artinya adalah digital sedangkan universe berarti semesta. Saat bergabung, kedua kata ini memiliki makna sederhana yaitu Semesta Digital. Meski terdengar sederhana, Metaverse harus dibedakan dengan dunia digital yang saat ini kita tahu. Dunia digital yang kita tahu saat ini mungkin sejauh penggunaan internet untuk membantu aktivitas kita sehari-hari. Gawai memisahkan kita dengan dunia digital yang tak terlihat itu. Berbeda dengan pemahaman Metaverse yang membuka pintu untuk kita benar-benar hadir melakukan apa yang bisa kita lakukan di dunia nyata di dalamnya.
Masih bingung? Mungkin akan lebih mudah jika kita melihat ilustrasi tentang Metaverse lewat beberapa tayangan serial Black Mirror. Di Season 3 Episode 4 “San Junipero” dan Season 5 “Striking Vipers” diperlihatkan bahwa manusia bisa masuk ke dalam dunia virtual dan melakukan aktivitas di dalamnya layaknya di dunia nyata. Inilah yang ke depannya akan benar-benar terjadi di keseharian kita.
Jika dulu saat memainkan karakter dalam gim “The Sims” kita hanya bisa memilihkan pakaian yang tersedia di dalam sistem saja untuk dipakai oleh karakter, dalam Metaverse karakter atau avatar yang kita mainkan bisa memakai lebih dari itu. Kita seolah-olah menjadi mereka di dunia virtual, memilih baju, dan melakukan aktivitas lainnya.
Seperti mengutip pada Cindrum, platform metaverse berbasis blockchain, Metaverse adalah dunia nyata yang diciptakan oleh konvergensi virtualitas dan realitas. Dunia virtual ini berinteraksi dengan dunia nyata pada tingkat yang sepenuhnya baru. Metaverse adalah langkah evolusioner berikutnya setelah munculnya internet dan media sosial. Metaverse tidak hanya mengubah cara kita terhubung ke internet, tetapi juga apa yang kita sambungkan ke internet.
“Dalam Cindrum, para pengguna dapat menggunakan kacamata oculus untuk melewati pengalaman yang berbeda di dalam dunia virtual, layaknya berada di dunia sebenarnya. Misalnya, di dunia nyata saya sedang duduk di kamar. Tapi di dalam Metaverse, saya sedang bercocok tanam atau sedang berkendara dengan pasangan. Inilah yang akan sangat menarik nantinya. Metaverse bahkan bisa jadi era baru kencan online. Avatar kita bisa bertemu dengan avatar lain dari berbagai belahan dunia”, jelas Valent Budiono, CEO Cindrum.
Di dalam Cindrum sendiri, tidak hanya interaksi sosial saja yang dapat dilakukan. Para pengguna bisa bertransaksi di dalamnya karena Cindrum didukung dengan infrastruktur digital dengan token transaksi yang aman. Para pengguna dapat mengklaim kepemilikan atas barang-barang yang dibeli atau dijual untuk diversifikasi serta dicatat untuk memiliki hak penuh atas karya atau produk yang dijual di sana.
Mengetahui potensi Metaverse di masa depan yang akan mengubah gaya hidup masyarakat, perusahaan digital asal Singapura, MyRepublic, berkolaborasi dengan WIR Group Indonesia untuk menciptakan semesta “Metaverse” juga. Di satu sisi, MyRepublic hadir untuk mendukung konektivitas internet yang memadai. Sementara itu, WIR Group berperang untuk membangun inovasi Augmented Reality untuk menavigasi semesta Metaverse.
“Dunia metaverse ini tidak terbatas, namun untuk menavigasi serta berinteraksi di dunia ini diperlukan cara-cara khusus. Kami turut serta membangun metaverse dengan keahlian kami dalam pengembangan augmented reality terkini yang bisa menjawab kebutuhan metaverse masa depan”, ujar Michael Budi, CEO dari WIR Group. Bisa dibilang serupa dengan Cindrum, WIR Group bekerjasama dengan MyRepublic untuk menciptakan berbagai ruang virtual dengan avatar yang dapat menjadi representasi pengguna di dalam Metaverse yang diciptakan.
Intinya, Metaverse merupakan ruang virtual yang mereplikasi kegiatan dan aktivitas manusia di dunia nyata untuk dilakukan di dunia virtual. Seolah kita memiliki dua “tubuh” dalam dua dunia di mana dunia virtual memiliki kesempatan-kesempatan baru untuk avatar kita. Nantinya, apa yang ada di dunia nyata pun bisa terjadi di sana. Termasuk tren-tren baru yang mungkin hanya akan ada di Metaverse saja. Jadi, tidak heran di masa depan dunia marketing juga akan menuju ke dalam Metaverse. Salah satunya adalah tren Gamevertising, terminologi yang menghadirkan iklan-iklan brand dalam game dengan eksposur yang serupa di dunia nyata. Mulai dari penempatan banner-banner iklandi berbagai toko virtual dalam Metaverse atau kehadiran Bazaar Metaverse yang sengaja dibuat untuk menjual produk-produk dari para avatar yang dibuat pengguna. Menarik, bukan?