Bukan Pohon, Melainkan Ikan Paus, Makhluk yang Bisa Melawan Pemanasan Global

Ilustrasi oleh Disrupto

Pemanasan global mengacu pada pemanasan jangka panjang planet akibat peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi yang disebabkan oleh peningkatan gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana. Gas-gas ini dilepaskan ke atmosfer melalui aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil untuk energi dan penggundulan hutan, serta proses alam seperti letusan gunung berapi. Peningkatan gas rumah kaca menjebak lebih banyak panas dari matahari di atmosfer bumi, yang menyebabkan kenaikan suhu rata-rata permukaan planet. Pada dasarnya, iklim bumi memang secara alami bervariasi, tetapi data membuktikan tingkat pemanasan global saat ini terjadi lebih cepat daripada di masa lalu. Mayoritas ilmuwan setuju bahwa aktivitas manusia adalah penyebab utama pemanasan global. Dampak dari pemanasan global sudah bisa dirasakan di seluruh dunia. Gelombang panas, naiknya permukaan laut, dan peristiwa cuaca yang lebih ekstrim adalah beberapa efek dari pemanasan global yang kini sudah sering terjadi. Konsekuensi dari pemanasan global mendesak manusia untuk mencari solusinya.

Salah satu solusi dalam pencegahan pemanasan global yaitu dengan menyerap gas rumah kaca, terutama CO2. Selama ini, pelestarian hutan menjadi ujung tombak dalam usaha manusia untuk mengurangi gas rumah kaca. Namun baru-baru ini, data membuktikan bahwa ikan paus berperan juga banyak dalam penyerapan CO2 di bumi. Paus, seperti semua hewan, menghembuskan CO2 sebagai produk sampingan dari metabolisme mereka. Namun, paus memang berperan dalam siklus karbon, karena mereka mengkonsumsi sejumlah besar fitoplankton dan organisme laut kecil lainnya, yang menyerap CO2 dari atmosfer saat mereka tumbuh melalui proses fotosintesis. Studi mengatakan bahwa paus dapat mengkonsumsi hingga 4% dari berat tubuhnya setiap hari. Saat paus mengkonsumsi organisme ini, sebagian karbon yang diserap dari atmosfer dipindahkan ke tubuh paus, dan saat paus mati dan membusuk, karbon dilepaskan kembali ke lingkungan. 

Tapi di mana paus memiliki potensi terbesar sebagai penyerap CO2 terbesar adalah melalui limbah mereka yang dapat merangsang pertumbuhan fitoplankton. Urin dan feses paus memberikan nutrisi yang menjadi bahan dasar pertumbuhan fitoplankton. Menurut perkiraan,  sekitar 10 hingga 20 miliar ton CO2 diserap oleh fitoplakton setiap tahunnya. Proses ini membantu mengatur kadar CO2 di atmosfer, tetapi tidak melibatkan penyerapan langsung CO2 oleh paus.

Previous
Previous

Gemerlap Teknologi Kini dan Nanti di CES 2023

Next
Next

“Google Killer” ChatGPT: Chatbot Berbasis AI Besutan OpenAI