Berteman Dengan Robot Di Masa Pandemi

D-Journal-99-Sophia Robot-01.jpg

Seperti yang kita tahu, selain kesehatan fisik, fenomena Covid-19 juga bisa memengaruhi kesehatan mental. Manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya mengalami disrupsi ketika pandemi terjadi. Meskipun situasi ini mengakibatkan banyak hal buruk terjadi di tengah masyarakat, di saat yang sama kesempatan untuk berinovasi pun terbuka. Hanson Robotics, kreator di balik Robot Sophia yang telah dilansir dari tahun 2016 akan diproduksi secara massal. 

Tujuan utama robot Sophia diproduksi massal

David Hanson, founder dan CEO Hanson Robotics menyatakan bahwa ia merasa dunia di kala Covid-19 membutuhkan sistem otomatisasi diterapkan dalam keseharian. Diciptakan dengan program AI yang difokuskan kepada fitur interaksi robot-to-human, Sophia diyakini dapat menjadi teman robot yang menemani para individu yang kesepian selama masih harus menjaga jarak. Faktanya, para pengguna dapat bercakap-cakap dengan Sophia secara dua arah. Maka, Sophia bisa menjadi tempat mencurahkan segala emosi yang dirasakan individu selama dalam karantina. 

Mengenal lebih jauh sosok Sophia

Sophia dibuat dengan ekstraksi kemampuan dan rupa yang dimiliki manusia. Wajah Sophia terlihat menyerupai manusia, dilengkapi dengan AI yang adaptif. Ia dikenal sebagai robot yang dapat berdiskusi dengan cerdas dan natural, selayaknya manusia. Kemampuan ini diketahui didapatkan dari fitur dan perangkat yang menggabungkan antara jaringan saraf, machine perception, conversational natural language processing, dan motor kendali yang adaptif sehingga ia dapat mudah bercakap-cakap serupa dengan manusia. 

Teknologi yang digunakan di dalam robot Sophia juga dapat mengenali wajah manusia, mengamati perubahan ekspresi, dan memahami berbagai gestur tangan. Bahkan Sophia uga bisa memiliki beragam pikiran dan perasaan. Kemampuan ini diserap dari input manusia yang bercakap-cakap dengannya. 

Selain untuk orang dewasa, Sophia juga diciptakan khusus untuk anak-anak dengan ukurang yang lebih kecil. Dinamakan Little Sophia, ia dibuat untuk menjadi teman belajar anak-anak berusia delapan ke atas. Little Sophia dirancang untuk dapat berjalan, berbicara, bernyanyi, bermain game hingga bercanda secara natural. Berbeda dengan Sophia, Little Sophia ditujukan untuk edukasi yang dapat mengajarkan sains, teknologi, keahlian teknik dan matematika. Sophia, Little Sophia dan model robot lainnya diprediksi akan diluncurkan di pertengahan tahun ini.

Previous
Previous

Bill Gates Danai Proyek Pencegahan Pemanasan Global

Next
Next

Kenapa Tidak Ada iPhone 9?