Earthships: Gaya Arsitektur Untuk Rumah Ramah Lingkungan

Ilustrasi oleh Disrupto

Berdasarkan data yang diambil dari Archdaily, 36% energi global digunakan untuk konstruksi bangunan di perkotaan. Baik untuk gedung perkantoran maupun pemukiman. Material yang digunakan untuk pembangunan tersebut juga menyumbang emisi karbon pada perubahan iklim. Alasan-alasan inilah yang diperkirakan menjadi salah satu pendorong adanya gaya arsitektur Earthship yang diperkenalkan oleh seorang arsitek bernama Michael Reynolds. Terminologi Earthship berasal dari dua kata earth dan ship  yang mana artinya adalah sebuah tempat layaknya kapal (ship) yang dapat menyediakan berbagai kebutuhan untuk penghuninya agar dapat bertahan hidup di bumi (earth). Secara sederhana, terminologi Earthship mengacu pada pemilihan materi bangunan yang ramah lingkungan dengan mempertimbangkan struktur bangunan yang juga mengurangi adanya polusi-polusi yang berasal dari pemukiman. 

Sumber foto: Earthship Global

Gaya arsitektur Earthship memberlakukan tiga prinsip utama. Pertama adalah penggunaan materi yang berasal dari alam atau yang ramah lingkungan termasuk material dari barang-barang bekas. Kedua adalah pengaturan tata letak yang dapat mengurangi penggunaan listrik. Terakhir adalah gaya arsitektur ini dapat dibangun oleh siapa saja sekalipun tidak memiliki pengalaman pada bidang konstruksi. Terdapat 6 aspek yang diperhatikan dalam pembangunan gaya arsitektur Earthship: energi, pengelolaan sampah, pengelolaan limbah, materi bangunan alami dan pemanfaatan kembali bahan-bahan bekas, pengelolaan air bersih, dan ruang untuk produksi makanan.

Pemanfaatan Energi Alami

Rumah dengan gaya Earthship dirancang dengan tata letak yang dapat menghangatkan dan mendinginkan ruangan tanpa perlu perangkat elektronik bahkan penggunaan kayu. Earthship memanfaatkan massa thermal dan sinar matahari untuk mendinginkan dan menghangatkan ruangan. Oleh karena itu, kuncinya adalah pada tata letak ventilasi yang dapat mengalirkan sirkulasi udara dengan baik sekaligus memberikan cahaya matahari. 

Menggunakan Bahan Bangunan Ramah Lingkungan

Sumber foto: Earthship Global

Rumah dengan prinsip Earthship mengutamakan bahan-bahan bangunan ramah lingkungan yang juga berasal dari barang-barang bekas seperti ban mobil. Botol beli atau kaleng bekas juga dapat digunakan untuk menjadi tembok yang berfungsi menjadi partisi, misalnya. Sementara untuk lantai, lumpur, kayu atau besi bekas juga bisa digunakan. 

Pengelolaan Air dan Limbah

Pengelolaan air menjadi penting agar tidak hanya menjadi limbah dan terbuang percuma. Pada rancangan rumah Earthship terdapat penampungan air yang berasal dari air hujan, misalnya, untuk disaring dan digunakan kembali untuk berbagai keperluan rumah tangga. Sementara itu, air yang berasal dari limbah aktivitas rumah tangga juga ditampung kembali untuk digunakan ke berbagai keperluan yang tidak mengancam kesehatan manusia seperti untuk menyiram tanaman. 

Sumber foto: Earthship Global

Produksi Bahan Makanan

Produksi bahan makanan juga menjadi amat penting dalam rancangan rumah Earthship karena dapat melengkapi siklus gaya hidup ramah lingkungan sekaligus menjaga ketahanan pangan. Limbah air dari aktivitas rumah tangga dapat bermanfaat untuk menumbuhkan bahan makanan sehingga dapat menjadi konsumsi manusia kembali dan tidak ada yang terbuang percuma. Oleh sebab itu, rancangan rumah Earthship dilengkapi dengan ruang bercocok tanam, sekalipun lahan yang digarap tidak luas. Sistem aqua-botanical kerap kali digunakan untuk menumbuhkan sayur-sayuran atau buah-buahan yang ditanam di dalam ruangan atau lahan yang kecil.

Previous
Previous

Green Premium, Solusi Ampuh Atasi Pemanasan Global?

Next
Next

Sorotan Produk-Produk Teknologi di CES 2022