Teknologi Perekam Mimpi dari Jepang Segera Rampung, Bagaimana Cara Kerjanya?

Ilustrasi oleh Disrupto

Jepang menjadi satu dari banyak negara yang sangat maju di bidang teknologi. Kemajuan teknologi Jepang didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan sifat disiplin yang tinggi dari masyarakatnya. Alhasil, para ilmuwan mereka berhasil menciptakan inovasi teknologi dengan ide-ide yang kreatif. Baru-baru ini, teknologi perekam mimpi kembali diciptakan oleh para ilmuwan asal Jepang.

Di masa mendatang, sebuah mimpi bukan lagi sebagai hal yang hanya dikonsumsi secara pribadi, namun bisa diperlihatkan kepada orang lain. Para ilmuwan ini sukses menciptakan teknologi yang mampu menafsirkan mimpi manusia. Teknologi ini akan membantu mereka mengingat kembali mimpinya dan menyaksikannya sesudah bangun sehingga teknologi ini dapat menjadi aset untuk memperoleh petunjuk berharga di kehidupan nyata.

Mesin Perekam Gambar

Dengan bantuan sistem mesin MRI Scanners (Magnetic Resonance Imaging), teknologi perekam mimpi ini mampu merekam dan merekontruksi mimpi manusia. Mesin ini akan terhubung langsung dengan otak saat tertidur di dalam mesin fMRI. Electroencephalography (EEG) digunakan untuk mengidentifikasi kapan mereka masuk ke fase bermimpi. Hormon yang diproduksi oleh otak saat bermimpi akan muncul dalam bentuk algoritma. Hormon yang dihasilkan pastinya berhubungan dengan apa yang manusia mimpikan saat tidur.

Selanjutnya, teknologi ini membuat visualisasi jenis objek tertentu yang ada di dalam pikiran yang dapat membuat pola saraf yang dihasilkan otak akan dikorelasikan dengan apa yang divisualisasikan. Kemudian, mereka akan menggunakan mesin pencari internet untuk menemukan gambar yang cocok dengan objek dari mimpi tersebut. Gambar-gambar tersebut akan dibuat ke bentuk video, di mana orang lain mampu melihatnya.

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Masih Belum Sempurna

Masih dalam proses pengembangan, teknologi ini baru bisa menafsirkan mimpi dengan benar sekitar 60% sepanjang waktu. Teknologi ini sudah melakukan 2 tahap pengembangan. Pertama, tahap uji coba melalui proses scanning bagi para sukarelawan. Mereka diharuskan menatap gambar diam yang berbeda warna. Saat prosesnya berjalan, teknologi perekam mimpi akan meniru unsur huruf dan gambar yang diperlihatkan para sukarelawan tersebut. Hampir sama halnya dengan hipnotis, teknologi ini masih menghasilkan unsur huruf dan gambar yang samar pada layar monitor mesin MRI. Proses ini sudah dilakukan hampir 200 kali untuk setiap sukarelawan yang diuji. Tahap selanjutnya, melakukan penelitian terkait cara visualisasi gambar di dalam pikiran manusia.

Umumnya, mesin MRI membutuhkan waktu 20 sampai 30 menit untuk pemindaian mimpi yang dilakukan. Untuk beberapa kasus, lama pemindaian pada mesin bervariasi. Semuanya sangat bergantung pada kondisi dan bagian tubuh yang direkam.

Previous
Previous

Startup Teknologi Swiss-Amerika Bangun Kereta Ultra Cepat

Next
Next

Bill Gates Tolak Gagasan Jeff Bezos, dan Elon Musk Soal Wisata Luar Angkasa