Satelit Ini Tahu Kapan Gunung Akan Meletus
Peneliti menggunakan data radiasi termal untuk memprediksi letusan gunung berapi yang berfungsi untuk membantu tetap bersiaga jika akan ada ledakan yang berpotensi mematikan.
Seperti manusia yang mengalami gejala saat terserang penyakit, gunung berapi juga agak memiliki gejala yang berupa aktivitas vulkanik saat berpotensi meletus. Aktivitas vulkanik dapat berupa perubahan permukaan tanah di sekitar gunung, gempa bumi kecil, dan gas yang dikeluarkan dari gunung. Tanda-tanda seperti itu biasa digunakan untuk memprediksi letusan gunung berapi agar masyarakat di sekitar dapat waspada dan sigap untuk evakuasi. Sayangnya, prediksi tersebut tidak bisa menjamin 100%.
Pada 2014 Gunung Ontake Jepang meletus mendadak tanpa adanya peringatan serta minimnya aktivitas vulkanik. Letusan tersebut menewaskan lebih dari 60 orang. Maka, tanda-tanda yang terlihat pada aktivitas vulkanik tidak dapat sepenuhnya menjadi acuan.
Satelit yang Dapat Mendeteksi Letusan Gunung Berapi
Kelompok Jet Propulsion Laboratory merupakan kelompok yang mengoperasikan beberapa pesawat luar angkasa NASA dari laboratorium. Mereka menganalisa bahwa data yang diambil dari satelit akan menjadi cara baru untuk memperingatkan terjadinya letusan gunung berapi. Berdasarkan observasi yang dilakukan, gunung yang hendak meletus akan mendorong lebih banyak uap air ke lapisan tanah disekitarnya sehingga akan memancarkan radiasi termal yang signifikan. Ini nantinya akan sangat terlihat dan mudah terdeteksi dalam data satelit.
Cara baru tersebut akan sangat membantu para peneliti untuk mengetahui mengetahui apabila bencana akan datang. Selain itu, cara ini akan memberikan gambaran yang lebih luas dan lengkap mengenai aktivitas vulkanik gunung-gunung berapi di seluruh dunia. Dengan menggabungkan banyaknya alat yang memantau aktivitas vulkanik, diharapkan letusan yang mendadak seperti Gunung Ontake tidak terjadi lagi.