Dari CEO Tesla menjadi “Chief Tweet”, Perjalanan Elon Musk Akuisisi Twitter

Ilustrasi oleh Disrupto

“Rumit” mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan proses akuisisi Elon Musk terhadap Twitter.  Proses ambil alih ini menuai banyak pro dan kontra. Pasalnya, pasca diakuisisi oleh Musk, Ia langsung menerapkan beberapa kebijakan yang bisa dibilang cukup kontroversial. Pria yang menjuluki dirinya sebagai “a free speech absolutist” tersebut mengatakan bahwa ia membeli Twitter demi kebaikan manusia. Walaupun prosesnya tidak berjalan dengan mulus, namun akhirnya pada 28 Oktober lalu, Musk telah memutuskan untuk membeli Twitter dengan harga $44 miliar.

Berawal dari Lelucon

Berawal dari lelucon hingga menjadi kenyataan, sebenarnya proses akuisisi Elon kepada Twitter telah berjalan sejak 14 April 2022 lalu. Elon Musk menawarkan untuk membeli Twitter, Inc., seharga $43 miliar, setelah sebelumnya mengakuisisi 9,1 persen saham perusahaan seharga $2,64 miliar. Pada 25 April, dewan direksi Twitter dengan suara bulat menerima tawaran pembelian Musk sebesar $44 miliar, yang akan menjadikannya pemilik tunggal perusahaan tersebut. Setelah awalnya setuju untuk membeli perusahaan pada bulan April, Musk sempat ingin mundur dari kesepakatan tersebut di bulan Juli.  Hal tersebut dikarenakan pada bulan Juli, mantan kepala keamanan Twitter Peter "Mudge" Zatko mengajukan laporan yang menyatakan Twitter telah menyembunyikan kelalaiannya dalam menyediakan keamanan bagi penggunanya. Sebuah informasi yang digunakan Musk untuk mundur dari kesepakatan ini.

Perubahan Besar

Belum lama setelah resmi menjadi “pemilik” Twitter, Elon tidak tinggal diam dan langsung mengeluarkan beberapa kebijakan. Musk juga menjanjikan perubahan besar lainnya di Twitter, termasuk kepemimpinan baru, pemutusan hubungan kerja, dan pencarian cara baru untuk menghasilkan uang. Twitter, yang berbasis di San Francisco dan mempekerjakan lebih dari 7.500 orang, mengalami kesulitan dalam mengembangkan bisnis berbasis periklanannya secara konsisten dan menarik pengguna baru. Pemecatan para eksekutif puncak perusahaan pada hari Kamis adalah tanda bahwa Musk bermaksud untuk bergerak cepat.

Kebebasan Berpendapat

Elon musk membeli Twitter didasari keinginannya mengembalikan kebebasan berpendapat yang selama ini, ia dianggap hilang dari Twitter. Musk juga mengatakan, Twitter harus lebih berhati-hati dengan kebijakan larangan permanennya. Itu bisa berarti daftar panjang tokoh kontroversial dan teori konspirasi, yang selama ini sudah dilarang di Twitter, dapat kembali di platform berlogo burung biru tersebut. Hal ini membuat sebagian orang khawatir, dikarenakan Twitter selama ini mengedepankan asas “berbicara dengan baik” dimana pengguna mengikuti sejumlah peraturan dalam mengutarakan pendapat mereka di platform tersebut. Namun, apabila rencana Musk jadi kenyataan, berbagai orang dapat mengutarakan pendapatnya tanpa tersaring, bahkan beberapa orang percaya dapat menyebabkan situasi yang tidak kondusif.

Previous
Previous

Baterai Pasir, Solusi Penyimpanan Energi Terbarukan

Next
Next

Smart Plastic: Material Robot dan Elektronik di Masa Depan